News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Politik Klenik Para Caleg

Makam Wali Songo Jadi Tempat Favorit Tapa Brata Caleg

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Keturunan ke-14 dari Sunan Drajat, Raden Edi Santoso di depan Makam Sunan Drajat di Kecamatan Paciran, Lamongan, Jawa Timur, Rabu (12/3/2014) malam.

Laporan Tim Liputan Khusus Surya

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Tim khusus Harian Surya, mendatangi makam Sunan Drajat, di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan.

Bukan tanpa alasan para calon anggota legislatif (caleg) bertirakat atau bertapa brata di makam putra Sunan Ampel itu.

Makam ini, di kalangan para spiritualis, dipercaya bisa meningkatkan derajat peziarahnya.

"Katanya, kalau doa di sini, bisa meningkatkan derajat sesuai dengan nama Sunan Drajat," kata Yahya, penjaga makam.

Pria separo baya ini mengatakan, banyak orang yang datang dengan maksud tertentu. Tidak terkecuali para caleg.

Caleg yang datang juga dari berbagai partai dan daerah. Ada caleg lokal, ada juga yang bertarung memperebutkan kursi DPR RI.

Hanya, dia tidak begitu mempedulikan para caleg yang datang. Pasalnya, dia tidak membedakan peziarah dari kalangan masyarakat biasa dengan caleg.

Dari makam Sunan Drajat, Surya lantas menyambangi makam Ibrahim Assamarkand, lidah Jawa lebih senang menyebutnya Asmoro Qondhi.

Lokasinya di Desa Gesik Harjo, Kecamatan Paling, Tuban sekitar 20 kilometer arah barat dari makam Sunan Drajat.

Ibrahim Asmoro Qondhi adalah ayah Sunan Ampel atau kakek dari Sunan Drajat. Di makam ini, para caleg biasa berdoa tengah malam.

Lokasi lain yang tidak kalah ramai dikunjungi adalah makam Sunan Sendang Duwur di bukit Amitunon di Desa Sendang Duwur, Kecamatan Paciran, Lamongan.

Makam sunan yang memiliki nama asli Raden Noer Rahman itu juga dipercaya bisa menjadi lokasi mujarab untuk mewujudkan keinginan.

Rata-rata, para caleg datang tengah malam. Sesuai dengan petunjuk para pendamping spiritualis mereka, tengah malam sangat hening sehingga bisa lebih khusus menjalani ritual.

"Kebanyakan memang malam. Mereka datang didampingi satu atau dua orang saja," ujar juru Syaifullah, kunci makam Sendang Duwur.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini