TRIBUNNEWS.COM, CIMAHI – Warga Kota Bandung dan Cimahi diimbau untuk mematikan semua lampu serta peralatan elektronik lainnya selama satu jam pada Sabtu (29/3) ini mulai pukul 20.30 hingga 21.30.
Pemadaman lampu serta peralatan listrik selama satu jam ini dilakukan dalam rangka kampanye hemat listrik dalam gerakan bertajuk Earth Hour 2014 yang digagas oleh World Wide Fund (WWF) for Nature Indonesia.
Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Cimahi, Untung Undiyanto, mengatakan gerakan mematikan lampu selama satu jam dalam Earth Hour tersebut merupakan gerakan awal dalam mengubah gaya hidup dan menciptakan kondisi ramah lingkungan. Menurut dia, tujuan utama gerakan Earth Hour ini adalah dalam rangka penghematan energi bumi.
"Dengan ikut mematikan lampu dan listrik di peringatan Earth Hour ini, kita sudah ikut berbuat sesuatu yang bermanfaat untuk bumi kita," kata Untung kepada wartawan di Cimahi, Jumat (28/3).
Menurutnya, meski terlihat sepele, aksi ini begitu penting sebagai langkah awal mengajak lebih banyak orang untuk melakukan aksi hemat energi. Sekecil apa pun aksi atau kontribusi yang dilakukan akan memiliki dampak besar jika dilakukan secara bersama-sama.
Maka itu, ia mengajak agar semua keluarga di Kota Cimahi dapat berperan serta dalam gerakan ini. Caranya hanya dengan mematikan lampu serta peralatan listrik minimal selama satu jam mulai pukul 20.30 hingga pukul 21.30.
Untung menjelaskan, meski terbilang aksi kecil, gerakan mematikan listrik yang dilakukan secara bersama-sama itu dapat menghemat energi listrik dalam jumlah besar. Ia menyebut, dengan mematikan lampu dan lsitrik selama satu jam di malam Earth Hour itu diperkirakan dapat memasok energi listrik untuk 1.000 desa di pelosok Nusantara yang belum menikmati aliran listrik.
"Sekitar 35 persen saudara kita penduduk Indonesia belum memperoleh akses jaringan listrik," kata Untung.
Untung berharap, selain diikuti oleh masyarakat umum, aksi mematikan listrik ini juga dapat diikuti oleh komunitas dan kelompok masyarakat lainnya agar bersama-sama dengan pemerintah menjadi bagian dari perubahan untuk dunia yang yang lebih baik di masa yang akan datang.
Di Bandung, sudah ada 50 titik dan area publik yang mendukung gerakan pemadaman aliran listrik ini. Tempat-tempat tersebut antara lain mal, hotel, kampus, museum, dan monumen. Gedung Sate dan Balai Kota menjadi titik aksi dan seremoni.
"Dengan total kebutuhan listrik Kota Bandung sekitar 200 megawatt, kami percaya gerakan Earth Hour ini dapat menjadi momentum dan langkah awal mengajak lebih banyak orang untuk melakukan aksi hemat energi sekaligus perilaku hijau lainnya," ujar Christian Natalie, Koordinator Earth Hour Kota Bandung, dalan rilis yang diterima Tribun, Rabu (26/3).