Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Alat berat yang didatangkan ke lokasi kecelakaan Kereta Api Malabar di Desa Mekarsari, Kecamatan Kadipaten, Tasikmalaya hingga Sabtu (5/4/2014) siang belum berhasil mengevakuasi kereta yang terperosok.
Menurut Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI), Sugeng Priyono, sulitnya proses evakuasi kereta yang terperosok disebabkan oleh kondisi tanah yang lembek, sehingga alat berat kurang maksimal.
"Kami akan membuat bantalan tanah terlebih dahulu untuk menopang alat berat," ujar Sugeng.
Sugeng menambahkan, kecelakaan tersebut menyebabkan jalur kereta dari arah Jawa Timur dan Jawa Tengah menuju Bandung terganggu, akibatnya jadwal kedatangan kereta terlambat tiga hingga empat jam.
"Jalur kereta api dibuat memutar jika sebelumnya Yogyakarta menuju Bandung melewati Stasiun Solo, Kroya lalu Tasikmalaya, sekarang memutar dari Solo, Purwokerto, Cirebon, Cikampek, baru ke Bandung," ujar Sugeng.
Diberitakan sebelumnya, Kereta Api Malabar tujuan Bandung-Malang mengalami kecelakaan di Kabupaten Tasikmalaya, Jumat malam. Kereta dengan sembilan gerbong penumpang ini anjlok dan masuk jurang di sekitar Kampung Terung, Tasikmalaya.
Kecelakaan akibat longsor tersebut mengakibatkan tiga orang tewas. Berdasarkan data yang dihimpun, data korban tewas dalam kecelakaan KA Malabar:
1. Srihartanto (50), warga Jalan Mujair VII, Desa Minomartani, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
2. Ayu, perempuan muda berseragam PT KAI
3. Kharis Budi Cahyono, penumpang dari Bandung tujuan Madiun, sesuai identitas yang tertera dalam tiketnya.
Selain tiga korban tewas dari kecelakaan KA Malabar, RSUD dr Soekardjo juga sempat menerima dua korban luka berat. Keduanya kemudian dirujuk ke RSU Santosa di Kota Bandung, Jawa Barat. Dua korban tersebut adalah:
1. Yosep Triwibowo (36), warga Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, DIY.
2. Agustina Sitompul (42), warga Purwakarta.