TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Ratusan pengungsi Muslim Syiah di Rumah Susun Jemundo, Sidoarjo, meminta Pemprov Jawa Timur mengubah jatah makan mereka setiap hari, menjadi uang tunai.
Hal tersebut, menurut Gubernur Jawa Timur Soekarwo, agar pengungsi bisa masak makanan sesuai selera mereka.
"Mereka sendiri yang meminta, agar dirupakan uang tunai, mungkin mereka bosan dengan menu yang kami berikan selama ini, jadi mereka ingin memasak dengan menu yang cocok bagi mereka sendiri," kata Soekarwo, Selasa (15/4/2014).
Berdasarkan perhitungan, setiap pengungsi memperoleh Rp 720 ribu per bulan. Jumlah itu dikucurkan untuk 200 pengungsi. Jadi setiap bulan, dana yang dikucurkan untuk pengungsi Syiah di Jemundo sekitar Rp 166 juta.
"Jatah makan berupa uang tunai ini, lanjutnya, terus akan diberikan sampai mereka bisa mandiri atau kembali ke desa masing masing sesuai rencana semula," jelasnya.
Soekarwo membantah tudingan dari sebuah lembaga yang menyebut Pemprov Jawa Timur telah menelantarkan para pengungsi Muslim Syiah.
"Tudingan itu tidak beralasan, karena kami setiap bulannya tetap memberi jatah makan mereka," tegas Soekarwo.
Pihaknya bersama pihak terkait seperti Kementerian Agama, Pemkab Sampang dan kalangan tokoh agama di Sampang juga berupaya mencari solusi permasalahan bagi warga Syiah agar secepatnya mereka bisa kembali ke kampung halaman, karena tidak mungkin mereka selamanya di pengungsian.