Laporan Wartawan Tribun Bali, Eviera Paramita Sandi
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Kunikunda Maria Tasya (10) terlihat mengatupkan kedua tangannya di wajah saat menyaksikan drama penyaliban Yesus di kayu salib. Wajahnya memerah dan berair mata. Ia juga meminta tissue kepada teman yang duduk di sampingnya untuk menyeka air matanya.
"Kayak beneran, darahnya kayak beneran jadi pengen nangis," ujarnya, Jumat (18/4/2014) sambil menutup kedua telinganya dan menunduk. Ia yang baru pertama kali menyaksikan prosesi tablo di gereja katedral Denpasar merasa hari ini sangat beruntung mendapatkan tempat di bagian depan.
Drama kematian Yesus yang rutin digelar setiap tahun di bulan paskah ini menceritakan tentang pengorbanan Yesus kepada umat manusia. Yesus menyerahkan rohnya di kayu salib untuk dosa manusia. Drama ini diperankan oleh 50 orang Mudika Katolik Paroki Roh Kudus Katedral Denpasar.
Menurut panitia acara paskah Paroki Roh Kudus Katedral Denpasar, Magdalena Pindi Yani, drama ini sudah dipersiapkan sejak 3 bulan yang lalu.
"Latihannya sudah sejak tiga bulan yang lalu karena pemainnya semua masih baru dan tidak hanya dari orang Katolik saja. Dari agama lain pun banyak yang ikut berpartisipasi," ujarnya usai prosesi tablo.
Prosesi Tablo di paroki roh kudus katedral Denpasar hari ini berjalan lancar dan aman. Mulai dari drama proses persidangan Yesus di hadapan Pilatus hingga 14 pemberhentian berikutnya diikuti pengunjung dengan tertib. Ruangan di dalam dan luar gereja dipenuhi oleh pengunjung yang mayoritas membawa kamera saku maupun ponsel untuk mengabadikan suasana dan adegan drama penyaliban hari ini.