Laporan Wartawan Tribunnews.com Reza Gunadha
TRIBUNNEWS.COM, SARILAMAK - Seorang anak di bawah umur berinisial NPD, diculik selama empat hari dan diperkosa oleh sepuluh orang pemuda di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.
Ironisnya, karena perbuatan dursila kesepuluh pemuda tersebut, NPD yang masih duduk di bangku kelas tiga madrasah tsanawiyah itu, mengalami gangguan kejiwaan hingga masuk ke rumah sakit jiwa (RSJ).
Nora Fitri, anggota Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Sumbar, menuturkan sesuai pengakuan NPD, peristiwa memilukan tersebut berawal pada Selasa (18/3/2014) sore.
"Selasa sore itu, NPD hendak pergi mengikuti pelajaran tambahan menjelang Ujian Nasional 2014. Dalam perjalanan, ia didekati seorang pria berkendaraan sepeda motor yang menawari mengantarkan," kata Nora kepada Tribunnews.com, Jumat (18/4/2014).
Korban, kata dia, berkali-kali menolak ajakan pria yang tak dikenalnya itu. Tapi, si pria tersebut akhirnya memaksanya untuk naik ke sepeda motor.
Gadis tersebut, lantas dibawa ke sebuah rumah indekos. Sesampainya di lokasi, Melati sempat berupaya menelepon ibunya.
Tapi, ia hanya mampu menjerit tanpa berkata apa pun kepada ibunya, karena ponselnya keburu dirampas pelaku.
Selanjutnya, ia diperkosa oleh si pria dan kesembilan rekannya yang ada di rumah indekos tersebut.
"Karena mendengar anaknya menjerit, si ibu melapor ke Polsek Guguak. Tapi polisi tidak bisa berbuat apa-apa, karena si anak belum hilang lebih dari 24 jam," terangnya.
Setelah peristiwa tersebut, pelaku ternyata tak juga melepas NPD. "Di indekos itulah, NPD dipaksa melayani sepuluh pria tersebut selama empat hari," imbuhnya.
Penderitaan NPD, berakhir pada Sabtu (22/3). Ia ditemukan polisi di lokasi penyekapan.
"Tapi, karena mengalami siksaan, ia jatuh sakit dan mengalami gangguan kejiwaan hinga masuk RSJ," tutur Nora.
Namun, sambungnya, NPD akhirnya keluar dari RSJ pada Kamis (17/4) kemarin, karena bersikukuh mau bersekolah demi lulus UN 2014.
"Sebenarnya, dia belum sembuh. Masih trauma berat, jiwanya belum sembuh, dia juga kerap pingsan. Tapi, dia berkukuh mau bersekolah. Kami sendiri, berupaya agar pihak sekolah mengizinkannya nanti mengikuti UN di rumah," terangnya.
Ironisnya lagi, kata Nora, aparat Polsek Guguak kekinian baru menangkap satu pelaku yang dianggap sebagai inisiator utama penculikan dan pemerkosaan tersebut.
"Sepekan setelah ditemukan, polisi justru membersihkan TKP dan membakar beberapa barang, dan menawarkan kepada keluarga korban untuk berdamai. Polisi berlasan, pelaku mau bertanggungjawab," tandasnya.