News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

KA Malabar Anjlok

PT KAI Kirim Dua Crane Untuk Evakuasi Lokomotif KA Malabar

Editor: Budi Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas mempersiapkan peralatan berat untuk mengevakuasi lokomotif dan gerbong Kereta Api Malabar jurusan Bandung-Malang yang terguling masuk jurang akibat tanah longsor, di Kampung Terung, Desa Mekarsari, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (5/4/2014). Kecelakaan kereta api yang terjadi pada Jumat (4/4/2014) petang tersebut mengakibatkan 3 orang penumpang tewas, 2 orang mengalami luka berat, 35 orang luka ringan, dan sekitar 200 orang penumpang lainnya selamat. Tribunnews/Taufik Ismail

P

TRIBUNNEWS.COM.TASIKMALAYA  - Pihak  PT  KAI  akan  melakukan pengangkatan lokomotif dengan menurunkan dua crane besar masing-masing berkapasitas 100 ton.kedua crane  sudah  disiapkan  ke lokasi musibah, Senin (28/4/2014).

 Rangkaian KA Malabar terguling di lokasi, Jumat (4/4/2014) malam lalu, menyusul bencana longsor yang menyebabkan rel sepanjang 15 meter menggantung. Lokomotif bersama dua gerbong penumpang terguling dan masuk jurang sedalam 10 meter. Tiga penumpang tewas dalam musibah itu.

 Kahumas PT KAI Daops II Bandung, Zunerfin, membenarkan, proses evakuasi lokomotif buatan tahun 2013 berbobot 90 ton itu, kemungkinan akan dilakukan Selasa (29/4/2014) ini. Hal itu setelah melihat kesiapan di lapangan, termasuk sudah tibanya dua crane di lokasi.

 “Prosesnya Selasa atau kemungkinan Rabu (30/4/2014). Kegiatan hari ini adalah pengiriman crane kedua yang sebelumnya sudah disiagakan di Stasiun Ciawi,” ungkap Zunerfin. Sementara crane yang pertama sudah berada di lokasi sejak beberapa hari lalu.

 PT KAI  sebelumnya  merencanakan evakuasi dengan skenario pertama yaitu dengan cara memasang rel ke bawah. Lalu lokomotif diupayakan menapaki rel dan baru ditarik ke atas. Peralatan pendukung seperti puluhan besi panjang leter “H” sudah didatangkan ke lokasi. Tapi teknik itu urung diteruskan karena dianggap beresiko. (stf)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini