TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, Pemerintah Kota Bandung berencana untuk merevitalisasi kawasan lokalisasi prostitusi Saritem menjadi pasar emas.
Rencana ini muncul, menyusul masih berjalannya aktivitas prostitusi di tempat tersebut secara sembunyi-sembunyi, meski kawasan itu telah ditutup pada zaman pemerintahan Wali Kota Bandung yang lama, Dada Rosada, tepatnya pada 2007.
"Rencananya mau kita buat pasar. Ada konsep namanya pasar emas. Kita (Pemkot) sedang ngobrol dengan investor kelas dunia, kantornya di Baleendah," kata pria yang akrab disapa Emil ini saat ditemui di GOR KONI, Jalan Jakarta, Kota Bandung, Jumat (9/5/2014).
Emil berharap, pasar tersebut bisa menjadi solusi ekonomi untuk warga Saritem tanpa harus menjadi PSK.
"Tanpa solusi ekonomi, kita khawatir balik lagi (jadi PSK)," tuturnya.
Emil menambahkan, pasar yang akan dibangun di kawasan lokalisasi Saritem tidak akan terlalu besar. Menurut dia, pasar tersebut akan dibangun di atas tanah Pemkot Bandung, dan pihak ketiga yang telah membebaskan sekitar 20 rumah.
"Gabungan tanah Pemkot (Bandung) dan tanah yang dibebaskan. Soal definisi pasar, jangan membayangkan yang gede. Yang penting konsepnya," imbuhnya.
Selain pasar, Pemkot Bandung sebenarnya memiliki konsep lain untuk mengubah wajah Saritem, yaitu dengan membangunnya menjadi ruang terbuka hijau (RTH).
"Intinya tidak ada lagi istilah lokalisasi karena sudah ditutup dulu. Kalau ada kegiatan-kegiatan ilegal di luar itu, tentunya jadi perhatian kita. Programnya, kalau tidak pasar, ya RTH," tandasnya.