TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo atau Jokowi dan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo menandatangani nota kesepakatan bersama tentang "perdagangan antarpulau untuk komoditas beras, ikan, daging sapi dan komoditas lainnya."
Dengan perjanjian itu, Jakarta akan menerima pasokan beras, ikan dan daging sapi dari Sulsel.
Syahrul Yasin Limpo dalam sambutannya usai penandatanganan nota kesepakatan tersebut di pelabuhan peti kemas Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (11/5/2014), mengatakan kesepakatan tersebut dibuat hanya dalam waktu tiga jam. Hal itu membuktikan bahwa jika berniat untuk menyelesaikan permasalahan rakyat, maka tidak menutup kemungkinan sebuah kerja sama dirancang dalam waktu singkat.
"Bapak mau ikan seperti apa? Saya siapkan, mau daging seperti apa? Saya siapkan, bapak carikan pembelinya di Jakarta. Ini jumlahnya sekian miliar, kalau bapak tidak ada uang, kita bisa pinjamkan," kata Syahrul dengan nada bercanda.
Syahrul juga menyebutkan Provinsi Sulsel bisa memasok permintaan Jakarta itu, karena memang di wilayah itu produksi beras, daging sapi dan ikan berlebih.
Gubernur DKI Jakarta dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa kebutuhan warga Jabodetabek akan beras, daging dan ikan sangat besar. Ia menyebutkan untuk beras warga Jabodetabek membutuhkan sekitar 2.700 ton beras per hari, sedangkan kebutuhan daging mencapai 150 ton per harinya.
Kerja sama dengan Sulawesi Selatan, kata dia salah satunya adalah agar produk-produk impor tidak membanjiri pasar di Jakarta.
Mantan Wali Kota Solo itu mengaku sudah mengusahakan selama tiga bulan terakhir, namun kerja sama tersebut baru bisa disepakati malam tadi, dan diresmikan hari ini.
"Kita ketemu langsung sepakat. Malamnya cuma (sepakat kerja sama tentang) beras, pagi-pagi ditambah ikan. Kalau bayarnya belakangan kita senang, bisa diteruskan (kerjasama) ini," kata Jokowi sambil berkelakar.
Jokowi mengaku sudah memeriksa harga-harga di Jakarta dan sekitarnya, kata dia harga barang-barang dari Sulsel itu mampu bersaing dengan produk impor yang sudah ada di pasar. Jika memang menghasilkan keuntungan bagi semua pihak, kata dia kerja sama tersebut pasti diteruskan.
"Sekarang kita lihat dulu, kita coba dulu," terangnya.
Pascapenandatanganan itu, Jokowi dan Syahrul Yasin Limpo melepas keberangkatan tujuh kontainer berisi beras, dan tiga kontainer berisi ikan. Sedangkan untuk dagingsapi, rencananya akan dikirim menggunakan kapal terpisah.