Laporan Wartawan Surya, Nuraini Faiq
TRIBUNNEWS.COM, MOJOKERTO - Ratusan pelajar SMA/SMK di Kota Mojokerto ditelanjangi polisi karena kedapatan berkonvoi keliling kota dengan baju penuh coretan, Rabu (21/5/2014). Mereka dibubarkan paksa oleh aparat kepolisian dari jalan-jalan di Kota Mojokerto. Ratusan pelajar yang merayakan kelulusan itu terus digiring di GOR Ahmad Yani.
Di areal parkir GOR tersebut, polisi menindak para pelajar yang dinilai mengganggu ketertiban di jalan raya. Selain itu, para pelajar yang berkovoi itu telah melanggar anjuran Dinas Pendidikan bersama Polres Mokokerto untuk tidak berkonvoi saat kelulusan. Polisi langsung menindak pelajar yang tidak membawa SIM dan STNK dengan mengeluarkan surat tilang.
Tidak hanya menindak pelajar yang tak memiliki SIM dan STNK, motor yang kedapatan berkenalpot brong dan protolan, polisi juga menindaknya. "Ayo, tunjukkan SIM dan STNK kalian. Kalau tidak ada kami langsung tilang," teriak salah satu petugas polisi.
Tidak hanya penindakan tilang, petugas polisi yang menggiring pelajar dari jalan raya karena konvoi itu juga meminta ratusan siswa melucuti sendiri pakaian sekolahnya. Pakaian yang penuh coretan cat itu disuruh melepas. Setelah itu mereka diminta berbaris. Ketika berbaris mereka juga diminta mengambil posisi hormat.
Mereka diminta meneriakkan janji tidak mengulangi melakukan konvoi karena dianggap membahayakan keselamatan diri sendiri maupun pengguna jalan yang lain. Polisi lupa kalau tahun depan, mereka sudah tak sekolah lagi saat Wakapolesta Kompol Nurhadi memberi pengarahan. Polisi juga tak menjangkau tempat lain yang masih kedapatan konvoi.
Sementara itu, ratusan pelajar yang lain merayakan kelulusan tetap dengan konvoi. Namun dengan sepeda onthel. Konvoi sepeda onthel itu ditemukan di Mojosari dan Alun-Alun Kota Mojokerto. Meski begitu, mereka tetap saja mencorat-coret sergam putih-putih abu-abunya.