TRIBUNNEWS.COM, INDRALAYA - Mayoritas penduduk yang tinggal di Desa Muara Penimbung Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, khususnya bagi kaum perempuan bermata pencaharian sebagai pengrajin tenun songket.
Salah satunya yakni warga binaan Kampung BNI yang diresmikan oleh Calon Wakil Presiden Hatta Rajasa pada tahun 2010 lalu, mampu menghasilkan setidaknya puluhan kain songket dari berbagai macam jenis diantaranya songket spansil pewarna alam, yang sumber pewarnaan berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti akar mendukung, batang pohon nangka hingga dari pewarna buah mangga.
Ketua Pembina Kampung BNI Mardiah (36) mengungkapkan, dalam satu bulan setiap pekerja yang totalnya berjumlah 7 orang mampu membuat 1 hingga dua buah kain songket yang dijual dengan harga bervariasi yang termahal mencapai Rp 5 juta hingga Rp 1.5 juta. "Tergantung merk dan motif pesanan," ujarnya, Selasa (27/5/2014).
Ia menyatakan, order yang dikerjakan saat ini pun telah banyak dari para istri pejabat pemerintahan hingga pesanan dari Isteri calon wakil presiden (cawapres) Hatta Radjasa yakni Oktiniwati Ulfa Dariah Radjasa.
"Iya ibu Hatta Radjasa memesan songket berjenis pewarna alam yang bahan bakunya dari benang sutera dan benang emas seharga puluhan juta rupiah," ujar Mardiah, seraya mengungkapkan pesanan songket ibu Cawapres saat ini masih dalam proses pengerjaan yang cukup lama.