News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sewindu Lumpur Lapindo

Patung Survivor MUncul, Berawal Dari Keprihatinan Dadang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga mengusung patung yang ditaruh di area titik 22 Desa Siring, dekat pusat semburan lumpur Lapindo, Porong, Selasa (27/5/2014). Patung-patung ini sengaja dipasang sebagai tanda delapan tahun semburan lumpur yang tak kunjung terselesaikan, Kamis (29/5/2014).

TRIBUNNEWS.COM,SIDOARJO - Semuanya berawal dari keprihatinan.

Dadang Christanto trenyuh dengan kondisi warga korban lumpur Lapindo.

Meskipun berada di sekitar 4.000 kilometer dari Sidoarjo, Dadang terpanggil untuk membela hak-hak mereka.

Tentu saja melalui kesenian, dunia yang dia geluti.

Yuk, aku bantu angkat. Hari-hati ya. Ini agak rapuh, bisa hancur kalau salah pegang.

Kalimat  itu diucapkan Dadang kepada Gito yang hendak memindahkan patung dari tanggul ke area lumpur, Senin (26/5/2014).

Gito dan belasan warga korban lumpur Lapindo membantu Dadang dengan sukarela.

Mulai menurunkan patung dari kendaraan, menaikkan ke tanggul, hingga memasang berjajar di area lumpur..

Total ada 101 hasil karya Dadang yang dipasang untuk peringatan sewindu luapan lumpur.

Hari itu, dia menargetkan semua patung bisa dikirim ke tanggul.

Ia ingin patung-patung bisa terpasang tuntas sebelum puncak peringatan sewindu lumpur Lapindo digelar Kamis (29/5/2014). Belasan patung sudah terpasang di area lumpur.

Warga membantu Dadang menggelar karya di kolam lumpur, tepatnya di tepi tanggul.

Seniman kelahiran Tegal 57 tahun silam itu memberi judul karyanya Survivor.

Patung-patung itu dibuat dalam posisi berdiri. Dua tangan patung terangkat setengah badan.

Di kedua tangan itu, Dadang menaruh berbagai perkakas rumah tangga.

Aksi simbolis dia artikan sebagai kekuatan dan daya juang warga korban lumpur bertahan hidup dalam keterbatasan.

Sejak 1999 Dadang tinggal di Brisbane, Queensland, Australia.

Pada 2006, dia mengetahui ada luberan lumpur yang mengakibatkan kerusakan lingkungan dahsyat.

”Dari sana saya tergerak. Namun saat itu belum tahu harus ke mana,” katanya.

Dua tahun kemudian, pria berkacamata itu memiliki akses ke korban lumpur.

Beberapa kali dia bolak-balik Australia-Indonesia untuk mengeksplorasi inspirasinya berkesenian di bibir tanggul.

Muncul lah  ide Survivor. Konsep ini lahir setelah dia melihat daya juang tinggi warga korban lumpur untuk bertahan hidup.

Dalam bayangannya, hidup bisa saja berakhir begitu manusia tercerabut dari kehidupan sosialnya.

Dadang terharu. Dia menilai warga korban mampu bangkit dari keputusasaan.

Dari melihat dahsyatnya lumpur plus berdialog dengan korban, Dadang kemudian menumpahkan kecamuk batinnya lewat Survivor, sebuah karya seni berwujud patung hidup. Patung yang memanfaatkan manusia sebagai medianya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini