News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Keraton Yogyakarta Gelar Upacara Labuhan Merapi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kirap Pusaka: Ribuan warga Kelurahan Nongkosawit, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jateng ikuti tradisi budaya Kirab Pusaka Kyai Bendhe, Kamis (30/05/2013). Pusaka berupa gong kecil tersebut merupakan peninggalan Syeh Hasan Munadi, seorang murid dari Sunan Kalijogo yang menyebarkan ajaran Islam pada masa itu. (Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan)

TRIBUNNEWS.COM,SLEMAN - Ratusan abdi dalem Keraton Yogjakarta, dan warga mengikuti puncak upacara adat Labuhan Gunung Merapi yang merupakan Hajat Dalem Keraton Ngayogyakarto Hadininingrat di Bangsal Srimanganti, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (31/5/2014).

Juru Kunci Merapi Mas Kliwon Surakso Hargo memimpin proses labuhan dari Pendopo Argo Merapi, yang merupakan petilasan Rumah Mbah Maridjan, sekitar 06.00 WIB.

Prosesi diawali dengan doa di depan ubo rampe atau macam-masam sesaji yang telah disemayamkan di Pendopo Argo Merapi Dusun Kinahrejo dan kemudian diarak lalu dilabuh di Bangsal Srimanganti.

Ubo rampe labuhan antara lain meliputi kembang setaman, nasi tumpeng, ingkung (ayam) serta serundeng, yang dibagikan kepada setiap pengunjung setelah upacara selesai.

Sedangkan ubo rampe yang dilabuh antara lain Sinjang Limaran, Sinjang Cangkring, Semekan Gadung, Semekan Gadung Mlati, Peningset Udaraga, Seswangan, Seloratus Lisah Konyoh, Kembang Setaman, Yotro Tindih, dan Destar Doromuluk.

Ratusan abdi dalem dan warga mengikuti prosesi upacara adat labuhan dengan berjalan kaki sekitar dua kilometer selama sekitar dua jam hingga Bangsal Srimanganti.

Mereka ingin mendapatkan lorotan, nasi serundeng dan suwiran daging ayam sekepalan tangan.

"Labuhan Gunung Merapi memiliki makna ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat berupa perlindungan keselamatan dan kesejahteraan," kata Kliwon Surakso Hargo.

Labuhan Gunung Merapi juga merupakan simbol upaya menjaga keselarasan hubungan manusia dengan Tuhan, sesama, dan lingkungan.

"Upacara adat ini dihelat sebagai bagian dari rangkaian pengetan jumenengan dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X yang jatuh pada 29-30 Rejeb," katanya.

"Labuhan Merapi kali ini tetap digelar dengan sederhana dan tata cara pelaksanaan juga tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya," katanya.

Upacara adat labuhan alit atau kecil tahun ini selain dilaksanakan di Gunung Merapi juga dilakukan di Pantai Parangkusumo, Bantul, dan Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah. (ant)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini