TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Seorang narapidana Lapas Merah Mata Palembang, Widi Handoyo atau dikenal dengan panggilan Sucai, tewas karena sakit, Selasa (10/6/2014). Ia tewas setelah sempat dirawat di RS Pusri Palembang.
Sesaat sebelum dibawa ke RS Pusri Palembang, pria berkepala plontos itu sempat mengeluarkan busa dari mulut.
Humas RS Pusri Palembang, Taufik, mengatakan, Sucai sudah sekarat saat tiba di RS Pusri Palembang. Begitu tiba, ia langsung menjalani perawatan dan sayangnya Sucai keburu mengembuskan nafas terakhir.
Penyebab tewasnya Sucai sedikit terkuak. Setelah sempat diduga overdosis, bandar tersebut diduga meninggal karena sakit jantung.
Hal tersebut disampaikan Kepala Divisi Permasyarakatan (Kadivas) Kemenkumham Sumsel, Subiyantoro. Menurut Subiyantoro, Sucai meninggal karena sakit jantungnya kambuh. Sebelum meninggal, mulut Sucai sempat mengeluarkan busa.
"Sah-sah saja kalau menduga ia overdosis karena memang mulutnya sempat berbusa. Namun, Sucai meninggal karena sakit jantung," kata Subiyantoro, Selasa (10/6/2014).
Terpisah, AKP Oloan Purba, Kapolsekta Sako Palembang mengatakan Sucai sempat mengeluh sakit pada pukul 06.00. Hal itu pertama kali diketahui oleh rekan satu sel Sucai bernama Adi.
"Oleh Adi, Sucai diberi air hangat untuk diminum. Namun, Sucai malah mengeluh semakin merasakan sakit. Pihak lapas lalu mengantar Sucai ke rumah sakit," kata Oloan.
Masih kata Oloan, kondisi Sucai kian menurun saat di dalam perjalanan menuju rumah sakit. Puncaknya, nyawanya tidak mampu diselamatkan begitu tiba di RS Pusri Palembang.
Sucai menjadi napi setelah divonis 10 tahun penjara di PN Palembang atas kepemilikan sabu-sabu dalam jumlah besar. Sucai dikenal salah satu bandar narkoba besar yang memiliki jaringan antarpulau.