TRIBUNNEWS.COM,DENPASAR- Belasan layang-layang meliuk-meliuk di langit di sisi barat Pantai Padang Galak, Sanur, Minggu (15/6/2014) sore.
Layang-layang itu sedang diuji coba untuk Sanur Kite Festival yang akan diselenggarakan 18-20 Juni 2014 di tempat yang sama.
Sebuah layang-layang berekor yang biasa disebut Janggan terlihat tenang dengan tali yang diikatkan pada sebuah pohon.
Ekornya menggelombang dari badan layang-layang ke arah ujung ekor yang panjangnya mencapai 66 meter.
Kadek Budha dan keempat temannya sedang mengamati layang-layang tersebut. Sesekali memegang sebuah senar tipis tebal dan menariknya ketika Janggan mulai turun.
Layang-layang berbadan putih tersebut sudah tiga tahun lalu dibuat. Lebar badan Janggan tersebut 3,5 meter. Sementara panjang badannya 3 meter.
"Kalau tanpa kepala panjangnya segitu. Kepala naganya sendiri ukurannya seratus sepuluh (centimeter)" kata Kadek. Janggan tersebut memiliki sebuah kepala yang terbuat dari kayu dan dihiasi dengan kulit yang diukir di beberapa sisinya.
"Ke sini buat cek layang-layang sebelum festival besok," kata Ariana Saputra Wiguna, satu teman dari kelompok Janggan Kadek.
Janggan milik kelompok bernama Sri Rama tersebut ternyata sudah pernah merasakan podium juara. Tahun 2012, Janggan ini memenangkan juara dua di kategorinya.
"Dapat sih Rp 1,3 juta," kata Kadek.
Meski Janggan itu sudah berumur 3 tahun, tapi mereka masih optimistis akan memenangkan lagi kejuaraan di tahun ini.
"Kalau penilaiannya banyak, setiap jenis layang-layang berbeda," kata Ariana.
Untuk Janggan atau yang biasa disebut layang-layang naga penilaiannya antara lain ketenangannya ketika di atas langit. Layang-layang sebisa mungkin harus tenang tapi ekor menggelombang dan tidak terlilit.
Tali pita yang menimbulkan suara tidak boleh putus. Variasi warna juga dinilai. Tapi ada warna wajib diujungnya, yaitu merah, hitam, putih dan emas.
Selain Jaggan, ada dua lagi jenis layang-layang yang berlatih sebelum dilombakan. Jenis lainnya adalah layang-layang jenis pecukan atau lambang ikan pari.
Pecukan berbeda, tidak berekor. Bentuk bagian atas dan bawahnya sama, elips.
Ada juga layangan bebean, simbol dari ikan. Layang-layang ini mempunyai ciri khas di mana bagian bawahnya terpisah seperti sirip ikan bagian belakang.
Untuk pecukan dan bebean perbedaan penilaian ada di gerakannya. Pecukan ataupun bebean ketika sudah naik, harus bisa bergerak ke kanan dan kekiri secara bergantian tanpa diarahkan.
Untuk menaikkan Janggan milik kadek yang panjang totalnya 70,1 meter ini, dibutuhkan minimal tiga orang. "Kalau armadanya (orangnya) banyak ya bisa banyak yang naikin atau nurunin," kata Ariana.
Janggan ini pun kerangkanya sudah bisa dibongkar pasang.
"Kebanyakan sekarang Janggan sudah knock down alias bongkar pasang," katak Ariana.
Jadi ketika dalam masih uji coba atau tes seperti sore kemarin, janggan bisa diangkut menggunakan motor.