TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA— Para pekerja media yang bertugas meliput penutupan kompleks lokalisasi Dolly tak sembarangan bisa mencari PSK untuk diwawancarai.
Melalui penghubungnya, para PSK ini mematok tarif tertentu untuk wawancara khusus.
Fenomena ini diduga karena media asing yang berani membayar mahal PSK untuk diwawancarai secara eksklusif.
Karena biasa dibayar, para PSK yang mau diwawancarai mematok harga. Kabar ini menyebar dari mulut ke mulut.
"Media asing berani bayar Rp 400.000 sampai Rp 500.000 untuk wawancara khusus, jadi saat minta waktu wawancara, penghubungnya bertanya berani bayar berapa?" kata salah seorang wartawan televisi nasional, Rama, Rabu (18/6/2014).
Selain sudah mematok harga, sulitnya mencari narasumber seorang PSK juga terjadi karena ada larangan bagi pekerja Dolly untuk berbicara kepada media.
Waktu untuk media dari Front Pekerja Lokalisasi (FPL) hanya diberikan pada jam-jam tertentu saat jumpa pers di posko FPL.
"Saya pusing, banyak pekerja Dolly yang bungkam dan puasa bicara," ujar salah satu jurnalis media online nasional, Andriansyah.
Informasi dari PSK, selaku pihak yang menjadi obyek kebijakan penutupan Dolly, dinilai sangat penting bagi media, terkait rencana penutupan Dolly oleh Pemkot Surabaya pada hari ini.
PSK Dolly Pasang Tarif Jika Diwawancarai
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger