TRIBUNNEWS.COM, MURATARA - Pasca blowout (semburan gas alam liar) sumur minyak bor di West 8 milik PT Seleraya Merangin Dua (SRMD), Desa Belani, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Muratara, dipastikan sampai Kamis (10/7/2014) api masih membumbung tinggi.
Hingga kini masih menunggu tim expert dari Amerika yang baru tiba dari Palembang akan datang ke lokasi. Bahkan, radiasi api sangat terasa hingga berjarak 200 meter dari kamp pegawai.
Pantauan Tribun Sumsel (Tribunnews.com Network), lokasi sumber ledakan hingga saat ini masih disterilkan dari aktivitas, tampak dua garis polisi yang dipasang pihak perusahaan membentang di jalan menuju sumur bor minyak yang kerap dilalui warga tersebut. Tampak juga puluhan pegawai yang memakai seragam kerja lengkap masih menunggu hingga padamnya api di sebuah kamp.
Bahkan, semburan api dari sumur minyak bor tersebut sedikit mengeluarkan lumpur, hingga terasa seperti hujan rintik-rintik. Untuk mengantisipasi api agar tidak menyebar di kawasan lain, perusahaan juga mensiagakan dua unit mobil pemadam kebakaran.
Akibat kejadian blowout tersebut, pemukiman penduduk Desa Belani terisolasi. Pasalnya warga harus menunggu jalan baru yang akan dibuka oleh pihak perusahaan. Sebab, jalan yang menghubungkan satu-satunya ke desa itu tidak bisa dilewati karena radiasi api yang sangat panas hingga ditakutkan akan menyambar setiap benda yang melintas.
"Jalan yang berada di samping lokasi meledak sumur minyak itu menuju akses perkampungan. Kalau mau memutar atau melewati jalan lama sangat tidak memungkinkan, tetapi kalau dipaksakan juga akan membutuhkan waktu yang lama," terang Taufik warga setempat
Ia menambahkan, harapan warga saat ini meminta kepada pihak perusahaan agar membuka jalur yang lama, karena saat ini tidak terpakai.
"Perusahaan harus membersihkan jalan itu dulu, kalau tidak maka akan terisolasi Desa kami," terangnya.