TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Koalisi Merah Putih Sulawesi Selatan (Sulsel), La Tinro La Tunrung, menilai salah satu penyebab kalah dan tak capai targetnya pasangan capres/cawapres Prabowo Subianto - Hatta Rajasa di Sulsel, karena ada partai politik pengusung yang tak kerja.
Menurut Ketua DPD Gerindra Sulsel ini, faktor kultur hanya bagian kecil dari kekalahan. "Seandainya semua partai bergerak dan mensosialisasikan Prabowo-Hatta ke penjuru Sulsel maka dipastikan mampu mengimbangi suara Jokowi-JK di Sulsel," kata La Tinro via telepon, Minggu (13/7/2014).
Ketua DPD Partai Gerindra Sulsel ini tak merinci partai yang tak bergerak. Gabungan partai ini mengontrol suara pemilu kurang lebih 70 % di Sulsel.
Merujuk hasil hitung cepat Celebes Research Centre (CRC), Prabowo-Hatta meraih 29,07%. Sementara Jokowi-JK 70,93 %.
Meski mengaku kalah di Sulsel, namun La Tinro yakin secara nasional Prabowo-Hatta tetap menang. Hasil hitung manual, La Tinro mengklaim Prabowo-Hatta raih 36% di Sulsel.
Wakil Ketua DPD Partai Golkar Sulsel Arfandy Idris, tak menanggapi pernyataan La Tinro. Namun, dia tetap yakin, secara nasional, Prabowo akan menang.
"Kami tenang, (usai pencoblosan) bukan karena kami kalah, kita lihat saja hasil KPU," katanya.
Ketua DPW PAN Sulsel, Ashabul Kahfi, tak membantah keunggulan Jokowi-JK di Sulsel. Ia melihat kultur orang Sulsel dan ketokohan JK yang mengakar di tengah pemilih Sulsel.
"Saya paham kenapa Pak La Tinro bilang begitu. Yang penting tidak sebut nama partai. Namun ada baiknya kita menunggu dan menerima saja hasilnya," tutur Kahfi.
La Tinro dan Kahfi, menyebut, pihaknya akan mengevaluasi hasil dan perolehan suara di Sulsel, pasca-pengumuman resmi KPU, 22 Juli mendatang.
Ketua DPW PPP Sulsel, Amir Uskara, enggan mengomentari soal kerja koalisi. Dia mengaku, partai koalisi sudah kerja maksimal.
"Tak semua perolehan kami di pileg ikut di Pilpres. Itu karena ketokohan JK," kata Amir.(yud)