Laporan wartawan Tribun Bali, Edi Suwiknyo
TRIBUNNEWS.COM, MANGUPURA– Arbella Kusuma masih ingat benar ketika Ody berpamita kepada dirinya untuk pergi ke Belanda. Tidak ada firaasat, karena waktu itu Ody sapaan akrab korban bersikap seperti hari-hari biasanya.
“Biasa , ia pamit kepda saya juga biasa. Dia bilang mau ke Belanda mengurus kewarganegaraan anaknya. Tetapi kenapa kejadiannya harus speti ini, saya benar-benar tidak menyangka,” ungkapnya saat ditemui Tribun Bali di Hotel Fashion TV, Legian,Kuta, Bali, Sabtu (19/7).
Sembari mempalingkan pandangannya ke atas. ia terlihat tidak mampu menyembunyikan kesedihannya mengenai sosok korban. “Dia sosok yang baik. Tetapi kenapa kepergiannya harus seperti ini. Selama bekerja ia sering becanda dengan dia. Tidak bisa dibanyangkan ketikahari-hari kerja tanpanya. Pasti suasana sepi,” imbuhnya.
Menurutnya dengan kepergian sosok Ody tersebut ia pun merasa sangat kehilangan. “kami terus terang meresa kehilangan dengan sosok tersebut. Sya juga bingung, siapa yang bisa menggantikan sosokny. Saya rasa tidak yang bisa menggantikannya, saya masih heran dan syok dengan kejadian tersebut,” imbunny.
Ia pun melanjutkan bahwa tidak hanya ia saja yang merasa kelhilangan sosok korban. “Seluruh pihak hotel. Hal ini jeas terlihat dari kegiatan iabadah yang kami gelar tadi siang. Banyak dari rean kerjanya tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Mereka menangis dan tentu saja ini merupakan pukulan bagi kami,” lanjutnya.
Tidak hanya rekan kerja korban saja yang merasa kehilangan. Beberapa tetangga yang dijumpai oleh Tribun Bali juga menyampaikan kekagetannya ketika mendengar Ody menjadi korban pesawat Malaysia Airlines MH-17.
“Ya pada malam jumat kami hanya mendengar ada kasus tertembaknya pesawat tersebut. Namun pagi harinya santer terdengar di televisi bahwa beberapa korban adalah orang Indonesia dan satu diantara korban tersebut ternyata adalah tetangga saya sendiri,’ ungkap Ketut Puspa ditemui di tempat.
Semantara itu di rumah korban, tenda sudah terpasang dan jajaran kursi bewarna merah juga tampak berderet di depan rumah korban. Di sebuah sudut tenda tersebut duduk lelaki mengenakan kaos dan celana warna Hitam.
Lelaki itu adalah Leo Oetiray (42), kakak ipar korban. Ketika ditanya Tribun Bali perihal perkembangan yang didapat keluarga mengenai hal tersebut ia mengtakan bahwa pihak leuarga belum menerima kabar dari pihak yang berwenang.
“Kami belum tahu. Soalnyasampai sekarang kami belum dikasih tahu terkait perkambangan kecelakaan yang diderita adik ipar kami. Tetapi tadi sempat ada beberapa orang yang datang kesini, baik itu dari pihak kepolisian maupun pihak TNI. Namun mereka pun belum kasih tahu kami kepastian mengenai keberadaan korban dan sejauh manaproses identifikasinya.,” ujarny.
Meski demikian, ia sempat mengatakan bahwa pihaknya pernah ditemui oleh pihak kepolisian untuk dimintai DNA-ny.
“Pihak Polda tadi kesini, mereka atas nama tim DVI berniat meminta DNA kami. Namun kami katakan kepada mereka bahwa pihak keluarga yang ada di Jakarta sudah diambil data dan DNA nya oleh pihak kepolisian. Kebetulan sebagaian besar keluarga Ody ada di Jakarta. Ibunya dan adiknya ada di Jakrata. Dan dar keterangan keluarga yang ada disana, mereka sudah diambil DNA-nya,” ungkapnya.
Mengenai kecelakaan yang dialami sepupunya ia menyayangkan kepada pihak Malaysia Airlines yang tidak memberikan informasi kepada pihak korban.
“Entah itu evakuasi, atau apa, yang jelas kami ingin informasi menganai perkembangn proses identifikasi korban. Saya juga menyayangkan, kan dari berbagai media jelas wilayah Ukraina menjadi sedang ada konflik. Dan jelas itu kan tidak diperbolehkan untuk dilalui penerbangan domestik. Kenapa mereka lewat wilayah tersebut, saya tidak habis pikir,” imbuhnya.
Meski demikian, ia tetap menunggu kepastian dari pihak yang berwenang. “sembari menunggu, malam ini saya dan seluruh kerabat akan melakukan ibadah penghiburan, tujuannyasatu agar ia tenang disana,” imbunya.(sui)
__._,_.___