TRIBUNNEWS.COM, BREBES - Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto meyakinkan bahwa Jembatan Comal di Pemalang, Jateng, bisa dilalui kendaraan pada Jumat (25/7) pagi. Namun hanya kendaraan kecil yang bisa lewat karena konstruksi jembatan yang tak memungkinkan dilalui kendaraan besar.
"Targetnya besok. Tapi besok juga sepertinya baru bisa sore. Nah, Jumat pagi sudah yakin bisa," kata Djoko saat meresmikan ground breaking Tol Pejagan-Pemalang di Brebes, Rabu (23/7).
Djoko mengatakan, perbaikan Jembatan Comal bersifat sementara. Karena itu, hanya kendaraan kecil yang bisa lewat. Namun setelah Lebaran selesai, perbaikan akan permanen sehingga semua kendaraan bisa lewat.
Tidak hanya kendaraan tertentu yang baru bisa lewat, kata Djoko, kendaraan yang lewat juga hanya untuk arah Jakarta-Jateng, sedangkan arah sebaliknya belum bisa.
Dia menyebutkan, Jembatan Comal ambles karena gerusan pada fondasi jembatan.
"Saya sudah lihat sendiri dan berdiskusi dengan teman-teman di sana," kata Djoko.
Menurut Djoko, selama Jembatan Comal diperbaiki, kendaraan dialihkan ke jalur selatan dan tengah. Karena itu, ada penumpukan kendaraan di jalur selatan dan tengah.
Plt Sekda Jateng, Sri Puryono, mengatakan, Jembatan Comal masih dalam penanganan. Namun Kamis atau Jumat sudah bisa dilalui kendaraan.
"Jembatan itu ambles akibat gerusan. Tiap 6 jam sekali terjadi ambles. Kami pantau terus," kata Sri.
Jelang H-3, yang diperkirakan sebagai puncak arus mudik, Korlantas Polri menyiagakan personel tambahan untuk memantau arus mudik di kawasan yang menjadi cakupan Polda Jabar, terutama pantura sepanjang Cikampek hingga perbatasan Jawa Tengah. Diperkirakan, tujuh titik, yakni Ciawi, Cikampek, Sadang, Palimanan, Sumedang, Nagreg, dan Pejagan, bakal mengalami kemacetan parah.
Karena itu, disiapkan "jalur cadangan" untuk mengalihkan arus jika terjadi kepadatan, terutama mulai H-3 atau Jumat (25/7).
Para pemudik bisa memilih jalur-jalur, pilih yang terdekat sesuai dengan tujuan akhir. Polisi menjamin keamanan di sepanjang jalur alternatif dengan membangun posko-posko yang siaga 24 jam, berikut regu penembak, jitu untuk mengantisipasi kejahatan tingkat tinggi.
"Jika ada polisi yang mengarahkan ke jalur alternatif, ikuti saja. Tak harus berjam-jam di pantura. Polisi pasti lebih tahu kondisi jalan yang lebih lancar karena informasi yang diterima berantai dari masing-masing petugas," ujar Kombes Pol Istiono, Kabag Ops Korlantas Polri, kemarin.