News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pembatasan BBM Bersubsidi

Solar Subsidi Dibatasi, 230 Ribu Angkutan Barang di Jateng Kena Imbas

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas SPBU di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, tengah mengisi bahan bakar, Minggu (3/8/2014). Sejak dihapuskannya bbm bersubsidi jenis solar, konsumen lebih memilih Pertamina Dex sebagai alternatif bahan bakar. Warta Kota/angga bhagya nugraha

TRIBUNNEWS.COM,SEMARANG - Sebagai sopir angkutan kota trayek Johar-Banyumanik, Yakob Suwardi (60) ikut merasa resah dengan kabar pembatasan solar bersubsidi.

Meskipun sebagian besar angkot menggunakan premium, kendaraannya berbeda. Angkutannya menggunakan solar.

"Jelas berat kalau dibatasi, kami kalau mau menaikkan tarif saja pasti susah," katanya ditemui di kawasan kota Lama Semarang, Senin (4/8/2014).

Ia mengatakan baru tahu kabar itu dari obrolan dengan sopir lainnya. Namun, untuk praktiknya, ia belum tahu.
Yang jelas, jika solar bersubsidi dibatasi, biaa operasionalnya jelas akan meningkat.

Warga Semarang tengaj itu mengatakan, dalam sehari bisa menghabiskan uang Rp 100 ribu hingga Rp 120 ribu untuk membeli solar.

Pendapatan yang dibawanya pulang pun hanya sekitar Rp 50 ribu hingga Rp 70 ribu per harinya.

"Kalau pakai solar non subsidi ya pendapatannya jelas turun," tuturnya.

Ketua DPC Organda Kota Semarang, Wasi Darono mengatakan, kebijakan itu akan berpengaruh pada 500-an bus di kota Semarang.

Tidak hanya itu, sebagian kecil dari 3.000 angkot yang berbahan bakar solar juga akan terpengaruh.

Sebagai ketua DPc Organda Kota Semarang, wasi mengaku belum mendapat tembusan apapun dari pemerintah.

Perkiraannya, angkutan yang jelas terpengaruh adalah angkutan barang dan ekonomi.

"Yang menetapkan tarif ekonomi kan pemerintah," ucapnya.

Ia berujar akan segera mengoordinasikan pembatasan solar bersubsidi itu pada rekan pengusaha secepatnya.

Menurutnya, jika pemerintah bersikukuh, mau tidak mau para pengusaha angkutan umum akan menaikkan tarif. Tentunya dengan koordinasi terlebih dahulu.

Sekretaris eksekutif Organda Jateng, Edhi Sugiri bahkan menyebutkan jumlah angkutan yang terpengaruh mencapai ratusan ribu.

Ia menyebut di Jawa Tengah ada 230 ribu angkutan barang yang menggunakan solar dan 13 ribu bus AKAP-AKDP.

Kedua jenis itu bakal terpengaruhh langsung.

"Tidak mungkin kan angkutan barang cuma beroperasi pada siang hari? Bus solo-semarang juga 24 jam, apa ya mau penumpang nak jika tarifnya naik. Contohnya angkutan Sukorejo-Temanggung yang biasanya Rp 10 ribu, bisa naik hingga Rp 20 ribu," tuturnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini