"Karena Silir (kawasan prostitusi di Solo) ditutup, maka saya pindah ke sini," ungkap Sita.
Sebelum menjadi PSK, dulunya wanita tersebut pernah bekerja sebagai pelayan rumah makan dan toko. Awal dia terjerumus dalam dunia hitam itu ketika diajak temannya untuk bekerja di salon. Pada awalnya dia tidak tahu jika akan bekerja di salon plus. Karena desakan ekonomi, dia akhirnya menjalani pekerjaan menjadi PSK.
"Selain desakan ekonomi, yang melatar belakangi saya melakukan pekerjaan ini adalah kekecewaan saya terhadap lelaki yang pernah menikahi saya. Saya dulu pernah dua kali menikah, yang pertama meninggal dan yang kedua sering main perempuan," ungkapnya.
Hingga saat ini anggota keluarganya tidak ada yang tahu mengenai pekerjaannya sebagai PSK. Kepada keluarganya, Sita mengaku bekerja di Yogyakarta sebagai penjual nasi kucing.
Dalam sehari Sita melayani tiga hingga empat pelanggan. Ia lebih suka "berjualan" di siang hari. Saat ini Sita harus bersaing dengan sesama PSK yang berusia lebih muda. Dikatakan Sita, untuk PSK yang lebih muda bisa melayani hingga 10 pelanggan.
"Dengan umur yang sudah segini saya sudah tidak sanggup untuk melayani tamu segitu," imbuhnya.
Momen libur Lebaran kemarin dikatakannya membawa berkah bagi para PSK Sarkem. Jumlah pelanggan yang menggunakan jasa Sita mengalami peningkatan. Jika pada hari biasa, Sita melayani empat tamu, dalam sehari dia bisa melayani hingga tujuh pelanggan saat libur Lebaran kemarin. Berdasarkan keterangan Sita PSK yang lebih muda bahkan bisa melayani hingga 13 pelanggan sehari.
Soal & Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 SMA Halaman 116 : Menemukan Arti Kosakata dengan KBBI
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Hal 101: Apa arti kosakata 'Mantra' dengan menggunakan KBBI?