"Untuk makan saja sulit. Bagaimana mungkin bisa memasak, beras semuanya hanyut terbawa air," ujar Moyatu kemarin.
Bahkan, beberapa warga yang terkena dampak banjir memilih untuk mengungsi kepada sanak keluarganya. Di SD Mengkang yang menjadi tempat mengungsi, hanya tampak tumpukan barang-barang milik warga yang basah.
"Tetangga saya, Lengang, bahkan tak ada barang yang tersisa kecuali baju di badanya," Moyatu menambahkan.
Kepala Seksi (Kasi) Tanggap Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bolmong, Sukoyo Ani, mengatakan, pihaknya sedang menyalurkan bantuan yang dibutuhkan warga korban banjir. "Makanan, selimut, dan obat-obatan sementara kita salurkan," kata Sukoyo.
Sementara itu, Inotat Modeong (54), warga Desa Mengkang, Kecamatan Lolayan, tak menyembunyikan kekecewaannya terhadap Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow. Menurutnya, banjir bandang tersebut bisa diminilisir bila sungai terpelihara baik.
"Kami sudah meminta pembangunan talud. Namun sampai saat ini belum ada tinddaklanjut. Sudah berapa banyak yang melakukan survei, kemudian memantau sungai, tapi tak pernah ada talud itu," kata Inotat.
Dia memperkirakan, air tak akan menerjang Desa Mengkang, bila air dari hulu lancar masuk ke percabangan anak sungai. Saat ini, air dari hulu kini hanya masuk ke satu anak sungai saja karena satunya lagi terhalang. Air pun meluap. Hal tersebt diperparah karena tidak adanya talud. (suk)