TRIBUNNEWS.COM,PONOROGO - Lahan tanaman pohon alba, akasia, mahoni, jati dan pinus yang ada di gunung Bekapak di perbatasan Desa Poko, Krebet, dan Desa Sendang, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur ludes terbakar.
Kebakaran yang diduga disebabkan sisa pembakaran di hutan hingga meludeskan seluruh hutan lindung itu.
Apalagi, angin kencang terus berhembus hingga menyusahkan petugas yang melaksanakan pemadam api menggunakan peralatan seadanya itu.
Dugaan awal, api berasal dari Petak 40, RPH Krebet, KPH Lawu Ds. Namun demikian, belum ada yang berani memastikan kebakaran hebat itu dipicu ulah orang tak bertangungg jawab.
Kendati awalnya, gunung Bekapak tergolong sangat rimbun, dipastikan paska kebakaran itu akan menyebabkan seluruh tanaman yang terbakar membuat hutan yang awalnya rimbun menjadi tidak rimbun lagi.
Salah seorang warga setempat, Yanto (45) mengatakan jika hampir setiap tahun gunung Bekapak terbakar.
Menurutnya, pemadaman api sudah dilaksanakan karena lokasi hutan yang rimbun dan sulit dijangkau warga.
"Karena musim kemarau api mudah merembet kemana-mana. Apalagi, kalau tanaman pinusnya yang terbakar malah semakin sulit dipadamkan," terang warga Desa Sendang, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo ini kepada Surya, Sabtu (16/8/2014).
Hal senada disampaikan warga lainnya, Saerun (51) yang juga melihat api di dekat gunung yang terbakar itu.
Menurutnya, api sudah dipadamkan setiap kebakaran gunung Bekapak lantaran minimnya personil perhutani di lokasi itu.
"Kalau sengaja dibakar hutan itu tidak mungkin karena jauh dari pemukiman penduduk. Dugaan saya disebabkan api balon udara yang turun ke hutan itu. Apalagi masih berdekatan lebaran. Kami sering melihat balon udara terbang di atas gunung Bekapak ini," pungkasnya.
Hingga berita ini ditulis tak satupun mandor hutan atau petugas Perhutani RPH Krebet yang bisa ditemui.
Diduga, para petugas masih berada di atas Gunung Bekapak untuk memadamkan api. Hingga kini, tak ada satu pun petugas yang turun dari gunung itu.