TRIBUNNEWS.COM,YOGYA - Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat melakukan kunjungan ke kantor Harian Tribun Jogja, Rabu (10/9/2014).
Dalam kunjungannya, Doug Blush, seorang sutradara, produser, editor, penulis dan sinematografer peraih berbagai penghargaan turut hadir.
Tidak hanya berdiskusi dengan redaksi Tribun, rombongan juga membagikan banyak hal seputar program Film Forward, dan pemutaran film karya Doug.
Rombongan yang terdiri dari Director Film Forward Initiative Meredith Lavitt, Assistant Cultural Affairs Officer Esther B-H Joe, Cultural Affairs Specialist Pirina Vindiartha, dan Doug Blush diterima oleh perwakilan redaksi, Mona Kriesdinar.
Meredith mengatakan, Sundance Institute bersama Kedubes Amerika Serikat memiliki pemahaman untuk menggunakan film untuk melakukan pemahaman budaya.
Karena itulah pihaknya bersama Kedubes Amerika Serikat melakukan kunjungan ke beberapa kota di Indonesia yaitu Jakarta, Yogyakarta, Denpasar, Banjarmasin, dan Palangkaraya.
"Dalam setiap kunjungan kami juga memutar beberapa film juga membawa pembuat filmnya. Pada dasarnya kami senang bisa bertemu dengan banyak kalangan utamanya anak muda, dan juga para pembuat film. Kami ingin berdiskusi dan saling bertukar pikiran," katanya.
Mengenai alasan terpilihnya Yogyakarta sebagai kota tujuan kunjungan, lanjutnya, karena Kota Pelajar ini memiliki banyak hal yang erat kaitannya dengan dunia film misalnya banyaknya para pembuat film, pelajar, dan para penikmat film.
Soal & Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 SMA Halaman 116 : Menemukan Arti Kosakata dengan KBBI
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Hal 101: Apa arti kosakata 'Mantra' dengan menggunakan KBBI?
"Kami ingin para penggemar film memiliki kesempatan menyaksikan banyak hal baru, sesuatu yang baru. Karena itu dalam setiap kunjungan kami ingin menjangkau berbagai daerah baru," katanya.
Sementara itu Doug yang pada sore nanti filmnya yang berjudul 20 Feet From Stardom akan diputar di Kedai Kebun Yogyakarta mengatakan, filmnya tersebut memiliki banyak hal menarik untuk disimak.
"Keunikan film ini terletak pada bagaimana kita melihat perjuangan seseorang, utamanya mereka yan bergerak di bidang seni, eksplorasi seni. Lantas, apa yang harus dilakukan pada seni, pada para pelaku seni? Banyak hal yang sifatnya universal yang bisa kita pelajari," katanya.
Meredith melanjutkan, melalui kunjungan ke Tribun Jogja, pihaknya bisa menjalin kerjasama, terutama dalam diskusi seputar dunia perfilman.
Ia berharap, diskusi yang akan dilakukan setelah pemutaran film pada sore nanti bisa dilanjutkan ke media, tidak hanya media massa namun juga media sosial.
"Tentu saja kami sangat berharap Tribun bisa mendukung langkah kami ini," katanya.