TRIBUNNEWS.COM, TEGAL - Gunung Slamet yang berada di wilayah Jawa Tengah kembali mengeluarkan letusan besar. Letusan yang disertai keluarnya api tersebut terjadi sekitar pukul 19.30 WIB dan membuat warga panik.
"Tadi (warga) sempat panik. Sekarang (Rabu, 10/9 pada tengah malam) sejumlah warga menonton pijaran api. Api kelihatan meluas dan jelas," Humas PMI Kabupaten Tegal, Sunarto yang berada di Posko Penanggulangan Bencana PMI di Dukuh Sawangan, Desa Sigedong, Kabupaten Tegal, Rabu(10/9/2014).
Pengamatan pada Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Sukedi menerangkan, pada Rabu (10/9/2014) sore hari, terjadi lontaran lava pijar ke arah Barat. Lontaran setinggi 800 meter ke arah Barat sepanjang 400 meter.
Bahkan, lontaran lava pijar terjadi setiap 2-3 menit. "Tapi saat ini ontaran lava pijar nampak mulai melemah. Lontaran lava pijar terjadi setiap 5-6 menit sekali," ujarnya.
Menurutnya, ketinggian lontaran lava pijar setara. Atau, rata-rata ketinggian lontaran lava pijar sekitar 800 meter.
"Gempa tremor masih terus terjadi," tambahnya.
"Titik api membesar. Setiap menit ada semburan api," ujarnya.
Sunarto menerangkan, dari kejadian tersebut sejumlah warga siap untuk dievakuasi. "Saat ini mereka masih tinggal di rumah. Belum ada perintah untuk evakuasi. Relawan PMI dan Koramil terus berjaga. Jarak Sawangan dan Gunung Slamet hanya 6,5 km," ujarnya.
Dia menerangkan, ada 60 petugas PMI Kabupaten Tegal yang siap berjaga untuk penanggulangan Bencana Gunung Slamet. Selain itu, ada pula satu unit truk armada dan satu ambulan yang berjaga apabila diperlukan evakuasi.
Pada Rabu malam, PMI Kabupaten Tegal membagikan 3.000 masker ke sejumlah warga di Dukuh Sawangan.
"Belum ada pengungsian," jelasnya.
Sunarto menerangkan, status Gunung Slamet sampai Rabu tengah malam masih dalam status Siaga atau Level III. (YS Adi Nugroho)