TRIBUNJATIM.COM,MALANG - Muslimat NU menganggap pendidikan pesantren dan madrasah kurang mendapat perhatian dari pemerintah.
Muslimat NU berharap pemerintahan baru dibawah pimpinan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) lebih memperhatikan pesantren dan madrasah.
Harapan ini disampaikan Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa di Silaturahmi dan Halal bi Halal Muslimat NU Jatim di Ponpes Bahrul Maghfiroh, Sabtu (13/9/2014).
Jokowi sempat menggulirkan wacana membuat kartu Indonesia Pintar. Dia berharap kartu ini tidak hanya berlaku untuk siswa di sekolah umum.
Menurutnya, selama ini ada dua lembaga yang mengelola pendidikan, yaitu Kementerian Pendidikan dan Budaya(Kemendikbud), dan Kementerian Agama (Kemenag).
Kemendikbud mengelola pendidikan umum, dan Kemenag mengelola madrasah dan pesantren.
“Pendidikan umum mendapat Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Tapi madrasah hanya mendapat Bantuan Operasional Madrasah (BOM),” katanya sambil tertawa.
Jokowi juga akan menggulirkan kartu Indonesia Sehat.
Kartu ini juga harus bisa dirasakan semua lapisan masyarakat.
Menurutnya, masih banyak warga yang belum ter-cover jaminan kesehatan.
Dia mencontohkan penghuni 103 panti asuhan di Jawa Timur (Jatim) yang dikelola Muslimat. Menurutnyanya, tidak semua penghuni panti asuhan ter-cover Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
“Muslimat NU siap menjadi mitra pemerintah demi keberkahan bangsa,” tambahnya.