TRIBUNNEWS.COM,MAGELANG- Sejumlah toko dan warung yang berada di pinggir jalan Talun-Sayangan, Dusun Sleko, Desa Sedayu, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, terpaksa menutup aktivitas perekonomian mereka.
Hal itu lantaran sepinya konsumen akibat ditutupnya jalan
saat perbaikan jalur evakuasi dengan sistem cor beton itu dilakukan. Warga meminta perbaikan dipercepat.
Pantauan Tribun Jogja, toko atau warung yang menutup kegiatan berdagangnya diantaranya Warung Makan Kupat Tahu Pak Mathok, Yolanda Celluler, dan lainya.
Bahkan terdapat tulisan menggunakan kertas "Maaf Warung Tutup Karena
Ada Perbaikan Jalan" di pintu depan Warung Makan Kupat Tahu
Pak Mathok itu.
Rata-rata dari pelaku bisnis itu menutup tokonya sekitar satu minggu lalu.
"Kalau saya tetap membuka bisnis saya meski omset saya menurun drastis," ujar, Agus Sugihadono, pemilik Warung Internet Smartnet di Dusun Sleko, Desa Sedayu, Kecamatan Muntilan.
Agus mengaku usahanya sangat terganggu paska perbaikan jalan.
Rata-rata pelanggannya merupakan pengguna jalan Muntilan-Talun dan para siswa sekolah, sudah jarang mampir. Hal itu dikarenakan, jalan depan warnetnya tidak bisa dilalui banyak kendaraan.
Sehingga para konsumen pun malas berkunjung ke Warnet tersebut. Kini, pendapatanya pun menurun drastis. Pengunjung rata-rata bisa mencapai 80 orang perhari, kini hanya berkisar 20 hingga 30 orang per hari.
"Dari pendapatan Rp 500 ribu per hari, secara otomatis kini hanya sampai Rp 200 ribu per hari," paparnya.
Dengan hal itu, Agus berharap, sebaiknya perbaikan salah satu jalur evakuasi Merapi ini dipercepat. Waktu pengecoran jalan, bisa dilangsungkan secara berkelanjutan. Menurutnya, jika malam hari dilakukan pengecoran dan jika siang hari dilanjutkan pekerjaan yang lain.
Sementara itu, M Khoeroni, warga lainnya menambahkan, selain berdampak ke kegiatan ekonomi, warga juga merasakan dampak dari sisi kesehatan. Debu dan pasir pada siang hari saling berhamburan.
Sehingga, mengganggu pernafasan dan membuat polusi udara.
"Petugas pada siang hari tidak ada yang menyemprotkan air ke lokasi perbaikan jalan. Debu ini membuat kami terganggu," katanya.
Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Energi Sumber Daya Mineral (DPU ESDM) Pemkab Magelang David Rubiyanto menjelaskan, dirinya sudah mengetahui jika ada sejumlah toko yang tutup akibat perbaikan itu.
Namun demikian, dia mengatakan pihaknya tidak meminta toko di sekitar menutup kegiatan bisnisnya.
"Untuk penutupan warung atau toko itu inisiatif mereka. Kalau mau buka silakan saja, kami tidak pernah melarang," katanya.
Sebagai alternatif, David mengatakan, jalan boleh dilalui kembali setelah betonisasi selesai. Proses betonisasi ini membutuhkan waktu sekitar 28 hari.
"Kalau sudah cukup umur dan beton sudah kuat, nanti bisa dilalui lagi," katanya.
Adapun DPU ESDM juga telah melakukan sosialisasi terlebih dahulu. David menilai masyarakat sudah megetahui rencana perbaikan jalan saat ada demo menuntut perbaikan jalan pada Maret 2014 lalu.
Pihaknya telah mengatakan jika rencananya pada tahap awal yang dicor beton sepanjang 400 meter. Setelah itu, ruas jalan selanjutnya akan di buat overlay hingga Talun.
Seperti diketahui, anggaran untuk perbaikan ruas jalan tersebut menelan anggaran Rp 2,2 miliar.
Rinciannya Rp 2 Miliar dari dana alokasi khusus (DAK) dan Rp 200 juta dari dana pendampingan. Untuk Penyedia Jasa berasal dari CV Dipoman yang beralamat di Jalan Delima No 41-43 Armada Estate.
"Perbaikan jalan ini ditarget selesai dalam seratus empat hari kalender atau berakhir pada 3 November 2014 mendatang," tandasnya.