TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA. Perusahaan Listrik Negara (PLN) siap mengoperasikan kembali pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) Tambak Lorok di Semarang, Jawa Tengah.
Hal ini setelah ada tambahan pasokan gas ke PLTG itu mulai kemarin.
Kepala Divisi Bahan Bakar Minyak dan Gas PLN Suryadi Mardjoeki bilang PLTGU Tambak Lorok sudah mendapatkan pasokan gas 20 british thermal units day (BBTUD) dari lapangan gas Blok Gundih di Cepu, Jawa Tengah milik PT Pertamina EP dan Petronas. "Betul sudah mengalir 20 BBTUD hari ini. Kalau sebelumnya hanya 10 BBTUD," ungkap Suryadi kepada KONTAN, Minggu (14/9).
Namun, tak cukup 20 BBTUD, PLN berencana mengaliri Tambak Lorok dengan gas sebanyak 50 BBTUD. Perincian kebutuhan itu, 30 BBTUD untuk beban listrik dasar dan 20 BBTUD untuk kebutuhan compressed natural gas (CNG) pada saat beban puncak. Hitungan PLN, dengan mekanisme itu Tambak Lorok bisa membangkitkan listrik saat beban puncak sebesar 300 megawatt (MW).
Untuk mendapatkan aliran gas sebanyak itu, PLN sudah meneken kontrak jual-beli untuk jangka waktu 12 tahun. PLN akan membayar harga gas pipa sebesar US$ 7,25 per million british thermal unit (MMBTU) dan biaya CNG sebesar US$ 2,5 per MMBTU.
Sebagai informasi, Tambak Lorok memiliki dua blok PLTGU yang masing-masing mulai beroperasi tahun 1993 dan tahun 1996. PLTGU itu memiliki enam unit PLTG dan dua unit turbin uap dengan kapasitas total 900 MW.
Pasokan gas dari Lapangan Gundih sempat mundur beberapa kali sejak Juni 2013. Jadwal on stream kemudian diundur lagi menjadi Desember 2013 dan Februari 2014.(KONTAN/ Agustinus Beo Da Costa )