TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA - Petani di Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, mengeluhkan serangan hama tikus dan kungkang yang melanda sawah mereka sejak sebulan terakhir. Mereka khawatir gagal panen sehingga terancam tidak memiliki persediaan pangan.
Sejumlah petani yang ditemui Tribun, Senin (15/9), mengatakan hama tikus dan kungkang menyerang butir-butir buah padi muda serta daun padi.
"Kami khawatir oleh serangan hama tikus ini. Hampir seluruh sawah sudah terserang, sehingga kemungkinan akan gagal panen," kata Emen (40), petani warga Kampung Cibuntirit, Desa Mangkonjaya.
Menurut Emen, hasil panen sawah selalu digunakan untuk kebutuhan pangan sehari-hari. Biasanya kalau tidak terserang hama, stok beras dari hasil panen itu cukup untuk lima bulan ke depan. "Sekarang kami tidak tahu harus bagaimana karena hasil panen digunakan untuk kebutuhan sehari-hari," ujar Emen.
Serangan hama tikus tersebut, ujar Emen, muncul sejak sebulan lalu. Awalnya hanya sedikit dan diupayakan dibasmi dengan cara diburu. Tapi lama-lama bertambah banyak. Tikus- tikus itu tdak hanya menyerang batang padi tapi sudah melahap butir-butir padi muda. "Kami kewalahan membasminya," ujarnya.
Petani lainnya, Bajiri (60), mengatakan tidak hanya hama tikus yang menyerang padi tapi juga kungkang. "Sawah milik saya malah diserang kungkang. Yang disantap adalah daun yang masih hijau segar serta butir padi yang juga masih hijau," kata Bajiri sambil mengatakan petani berupaya mencari obat untuk membasmi hama serangga yang menebar bau khas tersebut.
Menurut tokoh warga Bojonggambir, Cucu Rasman, sawah di daerahnya mencapai sekitar 20 hektare. Di Bojonggambir, kata Cucu, musim tanam maupun musim panen selalu tepat waktu karena jarang sekali kekurangan air. "Sawah mendapat pasokan air dari irigasi Parakan Panjang. Baru kali ini terserang hama, sehingga membuat petani khawatir mengalami gagal panen," kata Cucu.
Menurut Cucu, belum ada perhatian dari dinas terkait karena lokasi persawahan Bojonggambir berada di daerah pelosok. "Mudah-mudahan secepatnya mendapat perhatian pemerintah daerah, untuk menghindari kerugian lebih luas," ujarnya. (stf)