TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Sementara peruhaan asal Singapura, Cordlife malah sudah beroperasi sejak 2003. Di Surabaya, perusahaan ini sudah ada sejak 2008.
“Kami ada perwakilan di Surabaya, namun penyimpanan tetap di Surabaya. Kami punya laboratorium di bilangan Jakarta Selatan,” terang Konsultan Cordlife Surabaya, Gregorius Satria, Kamis (18/9).
Cordlife mematok harga Rp 11 juta untuk layanan satu bulan awal.
Layanan ini meliputi pengambilan darah, pemeriksaan ibu, hingga pengiriman ke laboratorium dan lokasi penyimpanan.
Di Surabaya, ada tambahan biaya Rp 2 juta untuk ongkos kirim menggunakan pesawat.
Tahun-tahun selanjutnya klien dikenakan biaya simpan sebesar Rp 1,5 juta ditambah pajak penjualan (PPn).
Masih menurut Satria, dalam satu bulan rata-rata ada 20 hingga 25 ibu di Surabaya yang menitipkan darah tali pusar.
Sementara di seluruh Indonesia, lebih dari 4.000 klien menyimpan darah tali pusar di Cordlife.
“Di Singapura, kami sudah merilis lebih dari 250 sample darah tali pusar untuk digunakan pemiliknya,” tambah Satria.
Diakui Satria, masyarakat umum masih belum paham pentingnya darah tali pusar untuk membuat stem cell.
Selain itu, ada anggapan masyarakat Jawa bahwa tabu memanfaatkan tali pusar.
Karena dalam tradisi Jawa, tali pusar harus dibawa pulang dan ditanam di rumah.
Karena itu, Satria mengedepankan pendekatan kepada kaum ibu, terutama ibu hamil.
Beruntung sebagian besar rumah sakit di Surabaya memberi fasilitas media informasi Cordlife.
“Rumah sakit tersebut bukan menjual produk kami. Tapi mereka welcome media informasi kami ada di tempat mereka,” katanya.