News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Stanley Jarang Mandi Setelah Minahasa Krisis Air

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Krisis Air Bersih di Lereng Merapi - Suyono, penjual air, menyalurkan air yang dibeli warga dari truk tangki ke bak penampungan di Dusun Sukorejo, Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Rabu (12/9/2012). Menipisnya kandungan air di lereng Gunung Merapi saat kemarau membuat pasokan air bersih dari mata air Bebeng ke dusun yang berjarak 5,8 kilometer dari puncak Gunung Merapi tersebut sangat kecil sehingga tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Hal ini membuat warga setempat harus membeli air bersih dengan harga Rp 80.000 per 4.000 liter yang biasanya habis digunakan dalam waktu satu minggu untuk berbagai keperluan keluarga serta air minum ternak mereka. (Kompas/Ferganata Indra Riatmoko)

Laporan wartawan Tribun Manado, Finneke Wolajan

TRIBUNNEWS.COM, TONDANO - Terpaksa tak mandi berhari-hari. Begitu yang dialami Stenly, warga Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara, setelah air PDAM Minahasa tak mengalir karena krisis.

"Terpaksa jarang mandi beberapa hari belakangan karena air tak jalan. Air tersisa hanya untuk memasak. Bisa juga air sumur, tapi keruh. Tak ada air begini, jadi malas mandi," ujar Stenly, Senin (6/10/2014).

Hal yang sama dirasakan warga Tondano lainnya. Warga di kampungnya sangat mengandalkan air PDAM. Ia dan warga lainnya sangat terbantu karena Tondano memiliki banyak sumber air.

"Kalau memang terdesak, pergi ke sumber air Uluna Kelurahan atau di Kelurahan Tataaran dengan jerigen. Bolak balik dengan jerigen 25 liter pakai motor," terang Stanley.

Warga Tondano meminta Pemkab Minahasa segera mengatasi krisis air bersih yang sering terjadi belakangan ini. Karena menurutnya, potensi air bersih di Minahasa sangat besar.

Beberapa warga yang ditemui Tribun Manado mengaku telah menyiasati jika air PDAM tak mengalir. Saat air mengalir, warga menampungnya sebanyak mungkin ke dalam wadah untuk persiapan.

"Semua tampungan penuh, paling lama itu tiga hari pakai. Kalau air tak jalan sudah lebih dari tiga hari, krisis air lagi. Lebih lama tak jalan, untuk masak pun sudah tak ada," ujar salah seorang warga.

Warga pun terpaksa memakai pompa air meski dilarang. Tapi mau apa lagi, hanya itu satu-satunya cara mudah warga medapat air. Mereka sadar pompa akan merusak distribusi air warga lainnya.

Terpisah, Dirut PDAM Minahasa Suwarno mengaku distribusi air di Minahasa bergantung pada pasokan listrik. Sehingga gangguan listrik yang terjadi selama ini ikut mempengaruhi mesin pompa PDAM.

Masalah lainnya, saat listrik terang, waktunya tak bertepatan dengan operasi PDAM. Begitu sebaliknya. "Itu sulitnya memang. Makanya sering ada kasus di daerah ini air jalan, sebelahnya tidak. Jadi karena jam operasi," terang Suwarno.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini