“Sampe kaget sing nyetir diklakson-klakson. Mesakne, Mas,” ujar Suharti, seorang penumpang perempuan yang mengaku ikut takut melihat pemandangan di depannya.
Dia ikut tegang kalau sopir bus ngebut dan memepet kendaraan lain. “Ndredek aku, Mas. mepet banget e,” imbuhnya sembari menggelengkan kepala.
Di dashboard bagian atas, manajemen perusahaan oto menempel stiker berukuran sedang berisi nomor telepon yang bisa dihubungi penumpang bila sopir ugal-ugalan.
Manajemen memberikan dua pilihan. Yakni laporan melalui telepon atau pesan pendek (SMS).
Seorang pengendara motor yang berboncengan bersama seorang wanita dan anak-anak langsung terhenyak.
Laju bus terus lurus ‘memakan’ lajur kiri di Jalan Raya Kletek, Sidoarjo. Di lajur kanan, terdapat truk yang melaju pelan.
Di jalan ini hanya ada dua lajur. Satu lajur selebar badan bus atau truk kontainer.
Bunyi klakson beruntun membuat pengendara motor langsung meminggirkan laju motornya. Jarak antara motor dengan bus sangat tipis.
Pengendara motor sampai benar-benar melintasi batas antara lajur jalan dengan pinggiran badan jalan yang permukaannya dipenuhi pasir dan krikil.
Tak jarang, pengemudi motor mengumpat ketika sopir bus membunyikan klakson dan melaju memenuhi lajur kiri. (idl)