Laporan Wartawan Tribun Timur, Chaerul Fadli
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR -Kinerja perbankan syariah di sektor pembiayaan investasi melorot sekitar 33,61 persen dari September 2013, Rp 984,5 miliar ke kisaran Rp 653,6 miliar di periode yang sama tahun ini secara year-of-year (yoy).
Penurunan itu berbanding terbalik terhadap posisi Kredit Modal Kerja (KMK) yang tumbuh sekitar 33,48 persen, dari Rp 1,253 triliun September 2013 ke Rp 1,672 triliun di September 2014.
Ketua Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Sulsel, Abdul Gaffar Lewa menilai penurunan nilai kredit investasi di perbankan syariah Sulsel, merupakan imbas giat politik selama 2014.
"Kemungkinan besar penyebabnya, nasabah masih takut pada dua even nasional yang sangat mempengaruhi, pemilu dan pilpres," kata dia saat ditemui di kantornya, Ruko Karebosi, Jl Jenderal Ahmad Yani, Selasa (28/10/2014).
Dampak dari dua kegiatan politik tersebut membuat, diperkirakan membuat investor mengurangi niatnya untuk menanam modal. Gaffar menjelaskan, hal tersebut dimungkinkan terjadi, lantaran para investor masih menunggu kebijakan perekonomian yang ada.
Berdasarkan data perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah I (Sulawesi, Maluku, dan Papua), loncatan nilai juga terjadi pada pembiayaan sektor konsumsi, sekitar 2,77 persen, dari Rp 3,035 triliun September 2013 ke Rp 3,119 triliun di periode yang sama tahun ini.