TRIBUNNEWS.COM,MALANG – Insiden tewasnya pendaki asal Aceh, Achmad Fauzy (32) dua hari lalu, tidak membuat jalur pendakian ke Pegunungan Semeru ditutup.
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru masih membukanya hingga kini.
“Belum ada rencana penutupan. Rencana sementara (kami, red) penutupan dilakukan awal Januari (mendatang, red),” kata Ayu Dewi Utari, Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) pada Surya(Tribunnews.com Network),Rabu (05/11/2014).
Ayu menjelaskan penutupan di awal Januari itu rutin dilakukan tiap tahun. Tujuannya untuk memulihkan ekosistem kawasan.
Selain itu, Balai Besar TNBTS biasanya juga menutup jalur pendakian jika cuaca di Kawasan Semeru terlalu ekstrim dan membayakan pendaki.
Penutupan seperti ini belum dilakukan Balai Besar TNBTS karena cuaca di kawasan Gunung Semeru masih cerah.
Ayu menegaskan jalur pendakian saat ini buka seperti biasa.
Mereka bisa mendaki dengan bebas sampai dengan batas Kalimati saja.
Larangan naik ke puncak Mahameru ini sesuai rekomendasi PVMBG Bandung demi keselamatan para pendaki.
Larangan naik ke puncak Semeru itu lantaran aktivitas vulkani gunung tertinggi di pulau jawa tersebut. (Baca : Pendaki Asal UGM Meninggal di Gunung Semeru)
Saat ini status Gunung Semeru adalah Waspada level II. Larangan naik ke puncak terpampang jelas di website Balai Besar TNBTS yang digunakan pendaki mendaftar ke Semeru.
Beberapa minggu terakhir, kata Ayu juga ada lontaran lava pijar yang seringkali menyebabkan kawasan hutan di lereng Semeru terbakar, dan sering mengeluarkan gas beracun di pagi hari.
Karena kondisi yang berbahaya ini, para pendaki kini wajib membuat surat pernyataan tak akan naik ke puncak Mahameru ketika melakukan registrasi di Pos Perijinan Ranupani.
"Jika tetap melanggar dan terjadi bahaya yang mengancam keselamatan nyawa dia, itu menjadi tanggung jawab pendaki," kata Ayu.