Laporan Wartawan Tribun Jogja, Yoseph Hary
TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO - Novi Astuti (6), bocah malang yang menjadi korban "tempe mendoan maut" bersama ibu dan dua kakaknya Senin lalu, akhirnya meninggal dunia di RSUD Wates Kulonprogo.
Bocah asal Tirto 41/17 Hargotirto Kecamatan Kokap Kulonprogo itu mengalami kritis selama lebih kurang empat hari setelah ikut menyantap mendoan buatan ibunya, Rubini (36).
Kepala ruang ICU RSUD Wates, Tarhibul Fuadi, Jumat (7/11/2014), mengatakan, kondisi anak tersebut terbilang paling parah dibanding ibu dan dua kakaknya. Pihak rumah sakit sudah berusaha maksimal dengan merawatnya di ICU. Namun anak tersebut akhirnya mengalami gagal nafas dan meninggal pada Kamis pukul 21.30 WIB.
"Meninggal Kamis (6/11/2014) pukul 21.30. Pagi ini dimakamkan. Kami sudah maksimal, namun tetap mengalami gagal nafas," kata Fuadi, di RSUD Wates.
Novi merupakan anak bungsu Rubini (36), warga Tirto Hargotirto Kecamatan Kokap Kulonprogo. Rubini, Novi, dan dua kakaknya, yaitu Septini (12), dan Vita Sari (8), Senin (3/11/2014) malam dilarikan ke IGD RSUD Wates karena diduga keracunan setelah menyantap tempe mendoan.
Dalam kondisi kritis, Novi tak kuat bertahan, sedangkan ibunya membaik. Dua kakaknya dilaporkan membaik dan akan pindah ke bangsal Cempaka. Secara keseluruhan, keempat pasien mengalami intoksikasi atau keracunan, peneumonia dan aspirasi atau muntah akibat makan mendoan.
Mendoan tersebut buatan Rubini. Dia membeli tempe, sedangkan tepungnya merupakan pemberian tetangga. Semula disebutkan tepung tersebut sudah lama, namun Rubini tetap menggunakannya.
"Saya beli dua tempe, satu disayur, satu lagi dibuat mendoan. Tidak tahu lalu sampai sini (RS)," ujar Rubini.