Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Hamdan Darsani
TRIBUNNEWS.COM, KUBU RAYA - Seorang pria berguling-guling di halaman Puskesmas Lingga. Ia histeris sambil menyebut nama anaknya Sri Anita, korban tewas kecelakaan lalu lintas di Jalan Trans Kalimantan KM 43 di Desa Lingga Kabupaten Kubu Raya.
Safarudin terus meronta setelah melihat kondisi Sri Anita, Senin (10/11/2014). Keluarga yang datang berusaha menenangkannya. Namun Safarudin seperti tak sadar diri, terus histeris sambil memukul-mukul halaman puskesmas yang terbuat dari semen.
Nurhayati, istri Safarudin tak kuasa menahan kesedianya. Berkali-kali perempuan itu menyeka air matanya yang terus mengalir dengan jilbab birunya. Putrinya itu berencana mengikuti tes CPNS di Kabupaten Sekadau pada 12 November mendatang.
Keluarga mempersilakan Sri Anita pergi dari rumah menuju Kabupaten Sekadau dua hari lebih cepat. Kebetulan, Sri akan menginap sementara waktu di rumah saudaranya di Kabupaten Sekadau selama pelaksanaan CPNS berlangsung.
"Saya tak ada perasaan apa-apa ketika Sri akan pamit untuk berangkat ke Sekadau. Menjelang akan turun dari rumah, Sri memandang saya berulang kali. 'Ada apa Sri? Tidak mak. Doakan Sri yah mak. Mudah-mudahan bisa lulus jadi PNS,'" cerita Nurhayati.
Menurut Nurhayati, Sri baru saja lulus sebagai tenaga kesehatan di Jakarta dan sudah bekerja di Desa Sungai Asam, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.
Sri satu dari 14 penumpang yang menjadi korban tabrakan antara bus Alegra tujuan Pontianak dengan bus Valenty tujuan Nanga Mahap. Namun Sri meninggal di tempat. Korban selamat mendapat perawatan di Rumah Sakit Soedarso Pontianak.