News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tak Segera Diambil, Uang Pesangon 22 PSK Lokalisasi Gude Terancam Hangus

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Satpol PP Menutup lokalisasi Gude Madiun

TRIBUNNEWS.COM, MADIUN - Uang pesangon senilai Rp 3 juta untuk 22 Pekerja Seks Komersial (PSK) sebagai kompensasi penutupan lokalisasi Wisma Wanita Harapan Gude yang ada di Desa Teguhan, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun terancam hangus.

Ini menyusul, sebanyak 22 PSK itu belum mengambil uang kompensasi hingga batas akhir pengambilan. Selain itu, puluhan PSK yang sudah masuk data base penerima kompensasi itu, juga sudah tidak diketahui rimbanya.

Mereka tak mengambil uang kompensasi yang dijaga panitia pemulangan PSK di Kantor Desa Teguhan. Akan tetapi, saat dicek di lokalisasi mereka juga sudah tak ada di dalam puluhan wisma yang ada di dalam lokalisasi itu.

Padahal, petugas pembagian uang kompensasi itu sudah menambah perpanjangan waktu pengambilan uang kompensasi itu.

Bahkan lantaran masih ada 22 PSK yang belum mengambil uang kompensasi itu, menyebabkan panitia pemulangan PSK lokalisasi di perbatasan Kabupaten Madiun dan Kabupaten Magetan ini mengundur jadwal deadline pengambilan uang kompensasi hingga 18 Nopember 2014 mendatang.

Padahal, sebelumnya deadline akhir pengambilan, Kamis (13/11/2014) dan mundur hingga Sabtu (15/11/2014). Kini mengalami kemunduran lagi.

"Seharian ini, baru ada 3 PSK yang mengambil uang kompensasi. Jadi jika ditambah kemarin sudah ada 52 PSK yang mengambil menjadi 55 PSK. Sisanya yang belum ambil 22 PSK," terang Kasi Penyuluhan dan Rehabilitasi, Bidang Sosial, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Pemkab Madiun, Sugito kepada Surya, Jumat (14/11/2014).

Lebih jauh, Sugito menguraikan oleh karena pihaknya mengundur deadline pengambilan terakhir uang kompenasi hingga, Selasa (18/11/2014) mendatang. Rencananya akan diambil di Kantor Dinsosnakertrans Pemkab Madiun.

"Karena di dalam komplek lokalisasi sudah tak ada PSK. Nantinya 22 PSK yang belum diketahui rimbanya itu, akan kami kirim petugas untuk mencari ke alamatnya masing-masing. Harapannya mereka mau ambil uang untuk digunakan modal usaha. Kalau tidak ya akan dikembalikan ke uang kasda provinsi," tegasnya.

Selain itu, Sugito memastikan jika mulai, Sabtu (15/11) lokalisasi Wisma Wanita Harapan Gudeakan ditempatkan petugas keamanan gabungan Satpol PP, Polisi dan TNI. Mereka akan ditempatkan di pintu gerbang masuk lokalisasi itu.

"Petugas akan disiagakan 24 jam selama sebulan penuh," tegasnya.

Sementara suasana di dalam kompleks lokalisasi itu, sangat lengang. Tak ada aktivitas jual beli maupun geliat usaha di dalamnya mulai warung, tokoh, karaoke, maupun usaha makanan dorong lainnya yang meramaikan di dalam lokalisasi saat komplek masih beroperasi.

Selain itu, puluhan wisma sebagian besar kosong karena tak ada pengunjung maupun PSK di dalamnya. Kondisinya nyaris seperti pemukiman penduduk biasa.

"Saya sudah merencanakan pindah usaha warung saya ini, tetapi kemana pindahnya. Wong di dalam Gude sudah sepi sekali dan didepan di jaga petugas," terang Ny Maimunah (55) pemilik warung di dalam komplek lokalisasi gude.

Selain itu, Maimunah menguraikan jika sejak para PSK sudah keluar dari komplek kondisi di dalam sepi. Menurutnya jika membuka warung di dalamnya bakal tak ada pembeli dan tak ada pemasukan.

"Anak-anak (PSK) sudah keluar. Mau pindah, tapi saya bingung pindah kemana? Selama ini pemerintah itu hanya janji-janji. Buktinya sampai sekarang tak ada petugas yang memberikan bimbingan. Apalagi membantu mencarikan lokasi jualan. Kemarin, infonya mau dikasih uang Rp 2 juta, kalau pindah ke tempat usaha baru, uang Rp 2 juta hanya bisa dipakai untuk beli tikar tidak untuk kebutuhan lainnya," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini