TRIBUNNEWS.COM, BATAM - AJI Batam menyayangkan kejadian baku tembak antara anggota TNI dari Yonif 134 Tuah Sakti Batam vs anggota Brimob Polda Kepri yang terjadi di Markas Brimob Polda Kepri, Rabu (19/11) pagi.
Dalam kejadian itu empat jurnalis cetak dan online terjebak di area tembak menembak, Rabu (19/11).
AJI Batam sudah mengontak Kepala Polda Kepri Brigjen Pol Arman Depari malam hari setelah mendapat laporan adanya jurnalis yang terjebak dalam konflik ini. AJI meminta Kapolda segera mengevakuasi empat jurnalis dari Mako Brimob.
Namun Kapolda tak merespon pesan singkat. Ketua AJI Batam M Zuhri kemudian mengontak Kepala Polresta Barelang AKBP Asep.
Kapolres kemudian menelepon dan mengabarkan keempat jurnalis dalam kondisi aman.
Kontak dengan teman-teman jurnalis masih bisa dilakukan baik melakukan telepon dan BlackBerry Messenger. Para jurnalis mengatakan mereka diungsikan ke rumah milik anggota Brimob di sekitar markas.
Sayangnya, evakuasi keluar lokasi tak bisa dilakukan, karena keempat jurnalis terkurung di dalam markas Brimob bersama Wakil Gubernur Kepri. Pintu gerbang markas Brimob sengaja ditutup untuk menghindari kejadian yang tak diinginkan.
Asep mengatakan, selepas magrib kondisi masih relatif aman. Kondisi jurnalis yang berada di perumahan anggota Brimob diperkirakan aman.
Hanya saja, seluruh keluarga anggota Brimob sudah dievakuasi lebih dahulu ke luar dari wilayah tersebut, sebelum pecahnya baku tembak antara anggota TNI vs anggota Polri tersebut.
Hingga tadi malam, AJI Batam masih memantau kondisi empat jurnalis yang masih berada terjebak di markas Brimob tersebut.
Sebelumnya AJI Batam juga mengimbau kepada rekan-rekan jurnalis yang meliput kejadian ini agar berhati-hati dan menjaga keselamatan diri.
"Kita sudah mengimbau kepada seluruh rekan-rekan yang meliput bahwasannya tiada berita seharga nyawa," ujar Ketua AJI Batam Muhammad Zuhri.