TRIBUNNEWS.COM.PEKANBARU - Sandri (38), istri Ronny Djasril, pilot pesawat Elang Nusantara Air dengan nomor penerbangan PK-ELR tipe Trush-510P, sudah memiliki firasat buruk sebelum pesawat yang dipiloti suaminya jatuh di pesisir Pantai Kema, Kabupaten Minahasa, Selasa (2/12/2014).
Hati Sandri gelisah dan pikirannya tak menentu sejak Selasa pagi. Pesan singkat Black Berry Messenger (BBM) kepada sang suami tak kunjung dibaca, padahal pesan tersebut terkirim dengan tanda 'D' (Deliver).
"Sejak pagi istrinya sudah tidak enak perasaannya. Kirim BBM tetapi tidak dibaca, hanya terkirim saja, ada tanda delivert nya saja," ungkap Novendri, abang Sandri kepada Tribun, Selasa malam di kediaman Ronny, Jalan Embun Pagi Nomor 8, Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru.
Menurut abang ipar korban, informasi mengenai kecelakaan pesawat yang dipiloti Ronny diketahui pihak keluarga pada pukul 12.00 WIB. Informasi tersebut disampaikan seorang kerabat korban yang bekerja di PT Dirgantara.
"Kami dapat kabar itu pukul 12.00 dari adik di Dirgantara, dia telrpon. Pesawat ayah Oni (Ronny) jatuh di Minahasa, begitu katanya," ujar Novendri sembari menjelaskan Oni merupakan panggilan keluarga bagi Ronny.
Ronny diketahui sudah empat tahun berprofesi sebagai pilot pesawat milik perusahaan PT Sinar Mas. Ia biasa menerbangkan pesawat untuk memupuk tanaman. Kemarin ia berangkat ke Papua dengan maksud untuk mengantarkan sebuah pesawat ke lokasi perusahaan.
"Kabarnya mengantarkan pesawat ke Papua. Biasanya terbang memupuk perkebunan. Kemarin itu dari Malaysia, terus sudah ke sejumlah tempat juga, sebelum terakhir ke Papua mengantar pesawat ini," terang Novendri. (Tribun Pekanbaru Cetak)