TRIBUNNEWS.COM, BANGKALAN - Penggeledahan rumah Fuad Amin oleh Tim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jalan Letnan Mestu, Kelurahan Kraton, Kamis (4/12/2014) menyita perhatian warga sekitar, terutama kaum ibu.
Mereka membentuk gerombolan tepat di seberang jalan, lurus gerbang masuk rumah megah dua lantai itu. "Seperti apa ya di dalam?," seloroh ibu muda sambil menggendong balita dari balik pagar Kantor PLN Bangkalan.
Kaum ibu mulai berteriak histeris ketika gerbang yang terbuat dari seng itu dibuka ketika beberapa anggota polisi keluar. Gerbang itu menjadi satu - satu akses masuk dan keluar petugas selama proses penggeledahan.
"Jangan ditutup pak. Saya ingin tahu rumahnya seperti apa. Boleh masuk dong pak," teriak para ibu kompak.
Mendengar itu, Waka Polres Kompol Yanuar Herlambang yang berdiri tepat di luar pagar hanya tersenyum mendengar teriakan ibu - ibu. "Silahkan saja bu," jawab Yanuar sambil tertawa lepas.
Sejak Fuad Amin menempati rumah itu sekitar dua tahun yang lalu, warga sekitar mengaku belum pernah melihat teras rumahnya. "Pagar sengnya tinggi. Hanya bagian atas saja yang terlihat," tutur ibu lainnya kepada SURYA.
Sejak saat itu pula, lanjutnya, tidak sekali pun penghuni rumah bertemu tetangga untuk sekedar bercengkrama. "Hanya saja, bulan Puasa kemarin, pertama kali ada tarawih khusus perempuan di dalam situ. Tapi tidak di dalam rumahnya," ungkapnya.
Hingga pukul 18.30 WIB, proses penggeledahan rumah mantan Bupati Bangkalan dua periode itu belum selesai. Sementara Jalan Letnan Mestu sudah dibuka kembali untuk umum.