Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM,NUNUKAN- Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan mengadakan program pendidikan keseteraan melalui Program Paket A, Paket B dan Paket C melalui lembaga kursus dan pelatihan.
Melalui program ini diharapkan bisa meningkatkan kapabilitas masyarakat sehingga skill mereka meningkat yang mengarah pada kecakapan hidup.
“Di mana mereka kedepannya bisa produktif dan memiliki kemandirian dan berdaya saing,” ujar Misadi, Kepala Bidang Pendidikan Masyarakat pada Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan.
Dia menjelaskan, Paket A sasarannya merupakan warga masyarakat yang berusia diatas 14 tahun tetapi belum memiliki ijazah SD atau tidak lulus SD.
DI Kabupaten Nunukan pada 2010 jumlahnya mencapai 14.095 orang. Melalui Ujian Paket A sejak 2010 hingga 2014, berhasil diluluskan sebanyak 1.096 sehingga saat ini masih tersisa 12.999 orang.
“Dari jumlah ini yang sudah terdaftar di PKBM ada 784 orang,” ujarnya.
Sedangkan Paket B menyasar mereka yang sudah lulus SD atau lulus Paket A tetapi tidak memiliki ijazah SMP. Kelompok ini jumlahnya paling tinggi di Kabupaten Nunukan mencapai 45.812 orang pada 2010.
Sejak 2010 hingga 2014, Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan hanya meluluskan 945 orang sehingga sisanya masih mencapai 44.867 orang. Dari jumlah tersebut, yang terdaftar melalui pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) hanya 563 orang.
Pihaknya juga menyelenggarakan program Paket C dengan menyasar masyarakat yang belum memiliki ijazah SMA dengan alasan berbagai keterbatasan seperti hambatan secara ekonomi dan geografis sehingga tidak mampu mengakses lembaga sekolah formal SMA dan sederajat.
“Sehingga kita mengakomodasi pendidikan kesetaraan Paket C,” ujarnya.
Jumlah warga Kabupaten Nunukan berusia diatas 21 tahun yang belum memiliki ijazah SMA mencapai 19.491 orang.
“Sedangkan yang lulus paket C dari tahun 2010 sampai tahun 2014 itu 641 orang. Sehingga sisanya 18.850 orang. Sementara dari angka itu yang sudah terdaftar Paket C sebanyak 978 orang,” ujarnya.
Selain terhadap mereka yang tidak menyelesaikan pendidikan di SMA, program Ujian Paket C juga mengakomodir pelajar SMA dan sederajat yang gagal saat mengikuti Ujian Nasional.
“Kalau mereka gagal formal, karena tidak ada Ujian Nasional susulan maka diakomodasi melalui Kejar Paket C periode 2. Karena program pendidikan kesetaraan itu melaksanakan Ujian Nasional dua kali setahun,” ujarnya.
Dia berharap diwaktu mendatang masyarakat semakin memahami dan menyadari pentingnya pendidikan, sehingga mereka bisa mendaftar melalui PKBM-PKBM yang tersebar di seluruh Kabupaten Nunukan.
“Untuk mengakses pendidikan khususnya untuk yang jenjang SD sederajat,” ujarnya.
Saat ini di Kabupaten Nunukan ada 23 PKBM yang terdaftar dan 2 sanggar kegiatan belajar (SKB) masing-masing satu di Pulau Nunukan dan satu di Pulau Sebatik.
Dari segi jumlah, PKBM dimaksud dinilai sudah cukup untuk memberikan pendidikan kepada warga.
“Cuma memang masalahnya dari 23 PKBM itu banyak terpusat di Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik. Sehingga di Lumbis Ogong belum ada PKBM. Sembakung Atulai belum ada PKBM,” ujarnya.