News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PON Remaja Surabaya

Menpora Akan Tertibkan Pernyelenggaraan Multi Event

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi

TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Pelaksanaan PON Remaja 1 2014, yang digelar di Jawa Timur, mendapat sorotan dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi.

Ini dikarenakan, pegelaran PON Remaja bertepatan dengan masa pelajar ujian sekolah.

PON Remaja diikuti oleh atlet-atlet yang berusia 16 tahun ke bawah. Dengan masa-masa ujian seperti saat ini, tentu akan memengaruhi persiapan atlet untuk mengikuti PON Remaja yang pertama kali digelar tersebut.

Bahkan bisa jadi banyk atlet yang terpaksa tidak mengikuti ujian sekolah, karena berdepatan dengan penyelenggaraan PON Remaja.

Karena itu, Nahrawi mengatakan akan menertibkan kembali penyelenggaraan multieven-multieven berikutnya, agar tidak lagi berbenturan dengan kalender pendidikan.

"Untuk selanjutnya, kami akan menertibkan kembali penyelenggaran multieven berikutnya. Kami akan melakukan penscedulan kembali," kata Nahrawi.

Karena bagaimanapun, pendidikan tetap menjadi hal yang penting bagi atlet.

Apalagi di PON Remaja ini, diharapkan muncul banyak atlet-atlet potensial untuk gelaran multieven internasional.

Menurut Nahrawi, saat ditunjuk sebagai Menpora oleh presiden Jokowi, ada tiga tugas utama yang diberikan.

Pertama mengembalikan prestasi olahraga Indonesia di pentas internasional, pembinaan atlet usia dini, revitalisasi lapangan di daerah.

Karena itu, PON Remaja merupakan jalur pembinaan atlet usia dini.

Muara dari PON Remaja adalah Youth Asian Games. Dari PON Remaja ini bisa muncul atlet-atlet yang bisa menopang Indonesia ke multieven internasional yang lebih tinggi, seperti SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade.

Ada beberapa langkah-langkah dari Kemenpora untuk merealasikan hal tersebut.

Di antaranya Menpora menyiapkan tim untuk mengevaluasi perekrutan atlet.

Apalagi sebentar lagi Indonesia bakal menjadi tuan rumah di Asian Games 2018.

"Banyak perekrutan pemain yang didasarkan atas like and dislike (suka tidak suka). Atlet itu orangnya siapa, saudaranya siapa, anaknya siapa. Sehingga perekrutan atlet menjadi tidak fair," kata Nahrawi.

Menurut Nahrawi, itulah salah satu penyebab mundurnya prestasi Indonesia di ajang multieven internasional.

"Banyak keluhan yang datang pada kami. Karena itu dalam perekrutan atlet nantinya akan kami perketat," kata Nahrawi.

Selain itu, revitalisasi lapangan atau venue di daerah-daerah. Nahrawi mengatakan untuk pelaksanaan Asian Games 2018 saja, Menpora hanya bisa digelar di Palembang, Jakarta dan Jawa Barat.

Sebenarnya menurut Nahrawi, dirinya juga ingin menjadikan Jawa Timur sebagai tempat pelaksanaan Asian Games.

”Sebenarnya kami juga ingin menggelar di Jawa Timur, apalagi Jawa Timur merupakan gudangnya atlet. Tapi Jatim tidak memiliki sport centre,” kata Nahrawi.

Karena itu, dia mendorong agar Pemprov Jatim bisa membuat sport centre.  Sebuah kawasan olahraga yang bisa digunakan untuk olahraga multieven.

Infrastruktur di Indonesia memang menjadi kendala. Bahkan menurut Nahrawi, Stadion Gelora Bung Karno sendiri juga perlu pembenahan. (ook)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini