TRIBUNNEWS.COM,LAMONGAN - Upaya mencari kebenaran penyebab kematian mantan ajudan Komandan Kodim 0812/ Lamongan, Kopka Andi Pria Dwi Harsono di Kantor Unit Intel Jalan Lamongrejo yang ditemukan gantung diri, dilakukan TNI AD dan tim forensik, Rabu (10/12/2014).
Tim forensik dari dr Seotomo dan Satlak Idik Pomdam V Brawijaya melakukan olah TKP di ruangan Unit Intel yang bersebelahan dengan Rumah Dinas Dandim Letkol AR.
Sayangnya tim oleh TKP melakukan gerakan tutup mulut, sejak kedatangan, sekitar pukul 09.30 WIB hingga keluar TKP sekitar pukul12.50 WIB.
Keengganan petugas olah TKP untuk menjawab pertanyaan para wartawan setidaknya ditunjukkan sejak tim tiba di Jalan Lamongrejo.
Tak hanya dari Pomdam V, anggota intel Kodim 0812 dan Sub Denpom Lamongan juga melakukan hal yang sama.
Begitu turun dari mobil dinas Toyota Kijang 7987 – V yang ditumpangi Dan Satlak Idik Pomdam V Brawijaya Kapten CPM Fifih H.A dan sejumlah anggota langsung bergegas menuju pintu gerbang Rumah Dinas Dandim.
Namun langkah Fifih yang turun menuju pintu gerbang Rumdin Dandim ternyata karena ketidaktahuannya dimana sebenarnya masuk menuju TKP. Sejenak berdiri kemudian menanyakan lokasinya.
Fifih akhirnya balik kanan diarahkan ke pintu masuk tempat oleh TKP, Kantor Unit Intel.
Sementara tim forensik yang turut mendampingi Dan Satlak Idik juga turut balik kanan membuntuti Fifih yang diarahkan dari Sub Denpom dan beberapa anggota TDI AD lainnya menuju ke ruangan Unit Intel.
Ketika berjalan menuju pintu masuk ruangan Unit Intel, dimana korban Kopka Andi Pria Dwi Harsono ditemukan gantung diri, Surya yang mencoba mengajukan pertanyaan awal jumlah anggota Satlak Idik, tidak mendapatkan jawaban sepatah katapun.
Tak beda dengan tim forensik, diantaranya dr Abdul Aziz yang mendampingi Prof dr Sukri dan dr Lily bersama 4 orang dokter PPDS saat ditanya hanya memberikan jawaban singkat.
”Nanti–nanti saja,” jawab Abdul Aziz singkat kepada Surya(Tribunnews.com Network).
Semua tim, baik rombongan dokter forensik maupun rombongan dari Satlak Idik Pomdam tanpa mau mempedulikan wartawan. Penjagaan ekstra ketat dilakukan para abdi Negara dengan seragam kebesaran warna hijau di lokasi oleh TKP.
Dari pintu masuk gerbang Rumah Dinas, pintu masuk Kantor Unit Intel serta dari berbagai sisi, dijaga tak hanya anggota TNI AD berpakaian seragam dinas, tetapi juga ada yang berpakaian preman.