TRIBUNNEWS.COM,MADIUN - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj menilai pelaksanaan Kurikulum 2013 (K-13) terlalu tergesa-gesa.
Sementara dalam berbagai hal, mulai material pendukung seperti buku hingga pelatihan bagi kalangan guru belum memadai serta belum bisa dilaksanakan semuanya.
"Seharusnya kurikulum 2013 dilaksanakan secara bertahap, misalnya diawali di sekolah tertentu, bukan pada seluruh sekolah di seluruh Indonesia," terangnya usai Rapat Koordinasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) wilayah III se Karesidenan Madiun di Aula Kantor Kemenag Kota Madiun, Kamis (11/12/2014).
Said Aqil mengaku, sudah mendapatkan laporan dari kalangan guru, mengenai penerapan K-13 terutama kendalanya buku materi untuk siswa belum dapat terpenuhi semuanya.
"Prakteknya satu buku untuk 2 - 3 siswa dan tidak bisa dibawa pulang, sehingga siswa tidak bisa konsentrasi," imbuhnya.
Selain itu, kata Said tidak semua guru merasa siap dan penilaian berdasarkan kurikulum 2013 kendati guru sudah diberi diklat.
"Jadi sosialisasi kurikulum belum maksimal, ditunjang sikap guru masih merasa enak dengan kurikulum lama. Saya yakin jika guru dan penunjangnya siap, sepenuhnya kurikulum 2013 bisa berjalan dan dilaksanakan ke semua kalangan," tegasnya.
Khusus di sekolah di lingkungan Nahdlotul Ulama (NU), Said menghimbau bagi yang siap melaksanakan K-13 dipersilakan melanjutkannya. Sedangkan sekolah yang belum siap, silakan dilaksanakan secara bertahap.
"Sikap NU, bukan menolak. Silakan dilanjutkan, sesuai dengan kemampuan masing-masing," pungkasnya.