TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA – Kementerian Pertahanan (Kemenhan) kembali menggandeng PT Penataran Angkatan Laut (PT PAL) untuk pengadaaan alat utama sistem senjata (alutsista).
Kali ini PT PAL akan mengerjakan kapal Perusak Kawal Radar (PKR)-105/Frigatte 2.
Pembuatan kapal ini ditandai dengan peletakan lunas (kell laying), Kamis (11/12/2014).
Humas PT PAL, Bayu Witjaksono menyebutkan kelebihan utama kapal ini adalah mampu menangkal serangan udara, laut, dan bawah air. (Baca : PT PAL Garap Dua Kapal Seharga Rp 6 T)
Peralatan di kapal ini juga lebih lengkap dibandingkan peralatan kapal lainnya.
Tetapi Bayu tidak merinci perlatan yang akan dipasang di kapal tersebut. Menurutnya, peralatan di kapal PKR-105/Frigatte 2 akan ditentukan Kemenhan.
Nantinya Kemenhan pula yang akan menentukan pihak yang bisa digandeng untuk pengadaan senjata.
“PT PAL akan memasang persenjatan itu sesuai arahan dari Kemenhan,” kata Bayu.
Bayu memastikan belum ada satu pun negara yang memiliki kapal sejenis. Diakuinya, PT PAL menjual sejumlah kapal ke sejumlah negara.
Tapi khusus kapal perang, PT PAL tidak bisa sembarangan menjual ke negara lain. PT PAL harus izin ke Kemenhan sebelum menjual kapal perang.
“Filiphina juga memesan kapal ke PT PAL, tetapi jenis landing,” tambahnya.
Menhan, Ryamizard Ryacudu mengatakan pemerintah mematok target bisa membuat alutsista secara mandiri.
Dia memperkirakan dalam waktu lima tahun nanti, Indonesia sudah bisa membuat kapal selam, dan 10 tahun lagi sudah bisa membuat jet tempur.
“Kami ingin mandiri. Sekarang masih kerjasama dengan pihak lain,” kata Ryamizard.(m zainuddin)