TRIBUNNEWS.COM, JEMBER - Panitia dan penonton pemutaran film 'Senyap' The Look of Silence kecewa atas dihentikannya pemutaran film tersebut, Sabtu (20/12/2014) malam di Aula Akademi Pariwisata Universitas Muhammadiyan Jember.
Panitia menghentikan acara itu karena adanya pihak-pihak yang meminta penghentian acara dan mengancam akan mendatangkan massa kalau acara itu tetap dilanjutkan.
pa"Panitia kecewa, dan teman-teman yang menonton juga kecewa karena tadi malam acaranya dihentikan di tengah jalan," ujar Sadam Husein,nitia dari Komunitas 'Layar Kemisan' kepada Surya(Tribunnews.com Network), Minggu (21/12/2014).
Oleh karena itu, komunitas pecinta sinematografi itu akan tetap menggelar film tersebut. Menurut Sadam, film itu berisi salah satu sejarah Indonesia dan mengusung pesan rekonsiliasi atas kejadian tahun 1965 tersebut.
"Layar Kemisan kan juga menyoroti dari sisi sinematografi karena komunitas ini secara kontinyu menggelar film-film indi," lanjut Sadam.
Ia belum mengetahui kapan akan digelar lagi nobar film Senyap
tersebut.
Ia menambahkan, panitia terpaksa menghentikan acara Nobar itu karena tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Apalagi pemutaran film itu berada di dalam kampus.
"Kami juga memikirkan keselamatan penonton," imbuhnya.
Seperti dalam rilis yang diterima Surya, panitia menuliskan kronologi pelarangan nobar film tersebut. Acara itu dimulai pukul 19.00 wib dan diikuti oleh 96 orang.
Acara belum dimulai ketika Satpam kampus bertanya kepada panitia tentang acara tersebut.
Sebab Satpam kampus mendapatkan informasi kalau akan ada massa yang datang untuk membubarkan acara tersebut.
Namun Satpam tidak bisa menjelaskan dari mana informasi tersebut. Panitia kemudian berdialog dengan Wakil Rektor III UMJ, Muhammad Hazmi.
Setelah berdialog, Hazmi mengizinkan acara dilanjutkan namun
tanpa menonton film. Panitia dan penonton boleh menggelar diskusi.
Ketika proses dialog terjadi, panitia mendapatkan pesan singkat berisi ancaman.
Pesan singkat itu berbunyi “Kami harap pemutaran film Senyap
di Universitas Muhammadiyah di tiadakan, Kami atas nama FPI bersama Apaarat kepolisisan akan bertindak tegas jika tetap diputar.”
Setelah menunggu beberapa waktu dan melihat situasi aman, panitia tetap memutar film tersebut. Film yang berdurasi 93 menit itu hanya diputar selama 23 menit karena Satpam kampus melarang.
Panitia menurutinya dan melanjutkan dengan dialog. Hanya beberapa menit berdialog, datang dua orang yang mengaku dari FPI datang ke lokasi dan melarang pemutaran film tersebut.
Film memang sudah dihentikan. Namun diskusi berlanjut sampai pukul 23.10 wib. Orang yang mengaku dari FPI itu tidak melarang diskusi dan hanya melarang pemutaran film-nya.
"Padahal mereka tidak tahu apa isi film tersebut," ujar Sadam.( uni)