TRIBUNNEWS.COM,BLITAR - Warga yang tinggal di sekitar aliran sungai lereng Gunung Kelud, harus waspada.
Sebab, dalam sehari saja, Senin (22/12) siang, terjadi letupan sekunder sebanyak enam kali.
Bahkan, itu berpotensi terus terjadi karena letupan pertama terjadi pukul 11.00 WIB atau
bersamaan turun hujan.
"Penyebabnya, karena habis panas, terus hujan deras. Karena
Gunung Kelud itu statusnya gunung berapi, maka tiap habis hujan deras, bisa dipastikan terjadi letupan sekunder. Yang perlu diwaspadai, tiap terjadi letupan sekunder, biasanya
disertai atau berpotensi munculnya lahar dingin," kata Ir Heru Irawan, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Blitar, Senin (22/12/2014).
Karena itu, Heru menghimbai pada masyarakat, terutama yang tinggal di empat kecamatan, agar waspada terhadap munculnya lahar dingin.
Di antaranya, Kecamatan Nglegok, Kecamatan Gandungsari, Kecamatan Garum, dan Kecamatan Ponggok. Sebab, empat kecamatan itu dilalui kali lahar.
"Walaupun, itu hanya letupan sekunder namun jangan dianggap remeh. Yang berbahaya itu, munculnya lahar dingin dengan membawa tumpukan material. Sebab, di puncak gunung Kelud itu masih banyak tumpukan material sehabis meletus beberapa bulan lalu," paparnya.
Ditambahkan Heru, munculnya letupan sekunder itu sudah terjadi beberapa hari ini atau semenjak musim penghujan. Terutama, habis hujan deras.
Itu karena material panas, yang ada dalam kawah Gunung Kelud itu meleleh sehabis terkena air hujan. Akibatnya, terjadi letupan sekunder.
"Anggota selalu mengecek ke lapangan setiap satu jam. Minimal berkoordinasi dengan perangkat desa, yang desanya dilalui lahar dingin. Namun, hingga kini belum muncul lahar dingin," paparnya.(fiq)