TRIBUNNEWS.COM,SEMARANG- Kepala seksi industri logam dan tekstil, Disperindag Jateng, Aziza mengatakan jumlah industri batik di jateng cukup banyak.
Dari data 2013, jumlah industri batik mencapai 1.611. Jumlah itu baru yang terdaftar.
"Sekarang di masing-masing daerah pasti ada pengrajin. Industri kecil memang selalu tumbuh berkembang," jelasnya.
Ia menyatakan perkembangan pemasaran batik cukup meggembirakan.
Sepengetahuannya batik Jateng sudah ada yang diekspor antara lain di negara ASEAN hingga Jepang. Tapi selama ini belum ada data resmi terkait hal itu.
Terkait dengan kompetensi profesi pembatik, Aziza menyatakan persetujuannya. Menurutnya, dalam persaingan global bisa jadi teknik batik juga dipelajari luar negeri. Karena itu butuh SDM yang tidak asal-asalan.
Menurutnya, perlu ada standar kompetensi khusus untuk profesi di industri batik.
Dengan begitu, nilai batik tidak akan mudah jatuh oleh batik printing atau batik ala luar negeri.
"Yang pasti tiap tahun iindustri batik terus tumbuh sekitar 10 persen," jelasnya.