Laporan Reporter Tribun Jogja, Santo Ari
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Pilot pesawat Air Asia yang hilang kontak sejak Minggu (28/12) Captain Irianto, merupakan mantan instruktur penerbang di Lanud Adisutjipto. Irianto sendiri tercatat sebagai siswa sekbang TNI AU angkatan 30 melalui ikatan Dinas Pendek (IDP) TNI AU tahun 1983 silam.
Komandan lanud Adi Sutjipto Marsma TNI Yadi I. Sutanandika memaparkan bahwa Irianto adalah satu-satunya lulusan IDP yang lolos tugas di satuan tempur TNI AU. Setelah itu, Captain Irianto yang pernah menjadi flight leader pesawat tempur F-5 tiger kala itu juga sempat menjadi instruktur penerbang di Lanud Adisutjipto. "Kami satu satuan, dan beliau adalah sosok senior yang sangat peduli kepada adik-adiknya dan murid-muridnya," ujarnya.
Danlanud sendiri merupakan adik kelas Irianto dia merupakan siswa sekbang angkatan 36. Menurut penuturanya Irianto adalah penerbang pesawat yang handal. Hal itu terkait bahwa Irianto kala itu tidak pernah terlibat masalah dalam teknis penerbangan, dan selalu menuntaskan tugas-tugasnya.
Selain itu Danlanud juga mengungkapkan bahwa Irianto merupakan sosok yang bertanggung jawab dalam membimbing juniornya serta siswanya untuk menjadi penerbang TNI AU yang berkompeten.
"Dia seoarang pilot tempur yang handal dalam bermanuver, beliau seorang instruktur yang selalu memberikan masukan-masukan tentang bagaimana cara terbang yang benar," tambahnya.
Lebih lanjut Danlanud mengungkapkan setelah bertugas dinas selama 10 tahun, Irianto memutuskan meninggalkan Lanud dan memilih menjadi pilot pesawat komersial.
Captain Irianto pensiun dini saat masih berpangkat Letnan Satu. Walaupun begitu, setelah Irianto berhenti tahun 1994, komunikasi antar Irianto dan Yadi pun tak pernah terputus.
"Mas Ir sempat menjadi pilot di adam air, lion air, dan terakhir di Air asia. Komunikasi kami pun jalan terus sampai sekarang, kami berteman melalui Facebook, saya sempat berkomunikasi dengan mas Ir dua pekan lalu," ujar Danlanud.